Linear.co.id, Kabul – Penguasa Afghanistan, Taliban mengaku sangat sedih atas laporan penganiayaan terhadap pengungsi Afghanistan di Iran.
Hal disampaikan setelah video beredar di media sosial, menunjukkan warga sipil dianiaya oleh orang-orang yang tampaknya pasukan keamanan Iran.
Video tersebut beredar pada akhir pekan lalu, menunjukkan pria berseragam penjaga perbatasan Iran dan warga sipil memukuli pengungsi Afghanistan.
Baca Juga: Kasdam IM Ikuti Rapat Koordinasi Lintas Sektoral dengan Kapolri
Ketika rekaman itu menjadi viral, memicu gelombang protes yang menargetkan misi diplomatik Iran di Kabul dan Herat pada Senin (11/4/2022).
Di Herat, para demonstran yang marah meneriakkan “matilah Iran” saat mereka melempari konsulat dengan batu.
Sementara pihak berwenang Iran membantah penganiayaan terhadap warga Afghanistan.
Namun, Kementerian Pengungsi dan Repatriasi di Kabul mengatakan sedang menyelidiki masalah tersebut.
“Kami sangat sedih dengan video perlakuan brutal terhadap pengungsi di Iran, yang beredar di media sosial,” kata Abdul Mutalib Haqqani, Direktur Informasi dan Hubungan Masyarakat kepada Arab News, Rabu (13/4/2022).
Baca Juga: Ade Armando Babak Belur Dikeroyok Massa Saat Demo didepan Gedung Senayan
Dia mengatakan perwakilan dari Kedutaan Besar Iran telah dipanggil oleh Kementerian Luar Negeri Afghanistan dan utusan Kabul untuk urusan pengungsi telah berbicara dengan pihak berwenang di Teheran.
“Kami yakin prilaku semacam ini harus dihentikan,” ujarnya
Haqqani menambahkan para pejabat dari Kabul berencana mengunjungi Iran, bertemu dengan pengungsi Afghanistan di sana.
Kemudian, mengadakan pertemuan trilateral dengan otoritas Iran dan badan pengungsi PBB untuk membahas masalah tersebut.
Menyusul protes kekerasan di kota-kota Afghanistan, Iran juga menghentikan sementara layanan konsuler di negara tetangga dan memanggil kuasa usaha Afghanistan di Teheran.
Baca Juga: Haji Uma Bantu Biaya Pemulangan Warga Aceh Yang Meninggal di Jakarta
Beberapa tuduhan penganiayaan terhadap warga Afghanistan di Iran telah muncul dalam beberapa tahun terakhir.
Pada Agustus 2020, laporan puluhan warga negara Afghanistan disiksa oleh penjaga perbatasan Iran dan dibuang ke sungai yang mengalir di antara kedua negara menjadi berita utama di seluruh dunia.
Jawad, seorang pria berusia 26 tahun yang dideportasi dari Iran bulan lalu, mengatakan telah mengalami perlakuan tidak manusiawi.
“Mereka tidak memberi kami visa sejak awal, dan ketika kami memasuki negara itu secara ilegal, mereka memukuli kami dan memperlakukan kami seperti binatang,” ujarnya kepada Arab News.
“Petugas keamanan yang dekat dengan perbatasan memukuli kami dan memperingatkan kami, akan menembak kami lain kali,” tambahnya.
Selama beberapa dekade, Iran telah menampung jutaan pengungsi dari Afghanistan.
Baca Juga: Utang Pemerintah Indonesia Tembus Rp.7000 Triliun Diera Jokowi
Kementerian luar negeri di Teheran mengatakan jumlahnya melonjak menjadi 5 juta orang, dari hampir 4 juta sebelum Taliban mendapatkan kembali kekuasaan pada 15 Agustus 2021.(*)
Sumber: serambinews.com