Subulussalam
Beranda | BM Bacakan Naskah Sejarah Subulussalam di Hari Jadi ke 63 Tahun

BM Bacakan Naskah Sejarah Subulussalam di Hari Jadi ke 63 Tahun

LINEAR.CO.ID | SUBULUSSALAM – Bahagia Maha (BM) salah satu tokoh pemekaran Kota Subulussalam sekaligus eks anggota DPRK periode 2019 – 2024, hari ini membacakan Naskah sejarah jadinya Subulussalam, pada saat upacara peringatan hari jadi Subulussalam yang ke 63 tahun, di lapangan Sada Kata, komplek Perkantoran Wali Kota setempat, Minggu, (14/9).

‎Upacara peringatan hari jadi Subulussalam yang ke 63 tahun ini, turut dihadiri oleh wakil Gubernur Aceh Fadlullah, ia juga bertindak sebagai inspktur upacara, sedangkan BM selaku pembaca Naskah.

Bahagian Maha, mengatakan pemberian nama Subulussalam ini pada tahun 1962 oleh ulama kharismatik serta menjabat Gubernur Aceh, Almarhum Prof. Ali Hasymi, saat berkunjung ke Rundeng (Subulussalam), yang dulunya masih dalam wilayah Aceh Selatan.

‎kata Bahagia Maha, “Subulussalam” arti dari Bahasa Arabnya, “Jalan Keselamatan dan Kesejahteraan” mengandung makna Subulussalam menjadi kota ibadah, berlandaskan Syariat Islam, sinarnya sampai ke Darussalam, Banda Aceh.

‎kepada linear.co.id, BM melanjutkan, saat Aceh Singkil menjadi daerah otonom, pada 27 April 1999, mekar dari Kabupaten Aceh Selatan, yang pada saat itu, Provinsi Aceh dipimpin Syamsuddin Mahmud, terjadi perebutan ibu kota antara Singkil dan Simpang Kiri bahkan masyarakat Simpang Kiri turun ke jalan melakukan protes.

‎”Unjuk rasa pada saat itu, berhasil diredam, sehingga Aceh Singkil menjadi ibu kota kabupaten, sedangkan Simpang Kiri salah satu Kecamatan dari tujuh kecamatan pada saat itu, yakni. Simpang Kiri, Rundeng, Kuta Baharu, Penanggalan, Sultan Daulat, Singkohor dan Longkib.

‎Secara Fisik Wilayah Subulussalam telah memenuhi Persyaratan, sebagai daerah Otonomi. Sehingga pada tahun 2022, memunculkan tuntutan dari berbagai elemen mansyarakat untuk membentuk Kota Subulussalam sebagai pemekaran dari kabupaten Aceh Singkil.

“Terbentuklah panitia persiapan pemekaran Kota Subulussalam yang dikeruai oleh H.Asmaudin SE. Langkah ini mendapat respon positif oleh pemerintah Kabupaten Aceh singkil Alm H. Makmursyah Putra  SH , Melalui Surat Bupati Aceh singkil No 146I/2520/2002, tentang dukungan lahir nya Kota Subulussalam,” kilas BM.

‎Setelah melalui berbagai perjuangan yang sangat panjang dan dilandasi oleh semangat kebersamaan yang tinggi, sikap saling menghargai dan saling mendukung satu dengan yang lainnya maka pada tanggal 2 januari 2007 melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2007 atau ± 5 Tahun sejak muncul tuntutan pemekaran akhirnya lahirlah ke Bumi Pertiwi Kota Subulussalam.

Pada 15 Juni 2007 Kota Subulussalam diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Ad Interim Widodo AS di Banda Aceh sekaligus pelantikan Penjabat Walikota yang pertama yaitu H. Asmauddin, SE, dilanjutkan oleh Pj. Walikota Drs. H. Martin Deski, MM, dan Walikota Definitif dua kali dijabat H. Merah Sakti dan satu periode di jabat H.Affan Alfian Bintang, Hingga saat ini dipimpin oleh H.Rayid Bancin dan Nasir Kombih .

“Dulunya Subulussalam ini hanya Desa pada tahun 1962, berjalannya waktu Subulussalam menjadi Kecamatan, alhamdulillah saat ini Subulussalam sudah menjadi Kota berkat perjuangan dan Doa bersama masyarakat Subulussalam,” imbuh Bahagia Maha. (*)

×
×