Abdya
Beranda | Perahu Nelayan Terkatung-Katung Akibat Mulut Muara Tertutup

Perahu Nelayan Terkatung-Katung Akibat Mulut Muara Tertutup

Foto : Mulut muara di kecamatan Susoh tertutup pasir.

LINEAR.CO.ID | ACEH BARAT DAYA – Perahu nelayan terkatung-katung di laut, akibat mulut muara Ujung Serangga Kecamatan Susoh Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) tertutup.

Misyanto nelayan setempat, Rabu (25-06-2025) menyebutkan, tertutupnya mulut muara tersebut mendatangkan masalah bagi nelayan.

Para nelayan setempat terkatung-katung lantaran puluhan unit perahu milik mereka tidak bisa keluar dan masuk untuk beraktivitas mencari nafkah di laut.

Kondisi mulut muara yang tertutup oleh sedimen berupa pasir yang terbawa oleh ombak dan menumpuk di mulut muara dimaksud memang kerap terjadi. Bahkan kondisi tersebut telah membuat para nelayan merugi, lantaran perahu mereka kerap dihantam ombak saat bergotong royong mengeluarkan perahu dari muara, begitu juga sebaliknya.

Bekal untuk menangkap ikan serta hasil tangkapan sering berhamburan pasca badan perahu dihantam ombak besar. Tidak hanya itu, perlengkapan perahu seperti mesin, lampu penerang, jaring, aki dan perlengkapan lainnya kerap hilang setelah perahu terbalik.

APRI Hadir di Abdya Penambang Rakyat Punya Wadah Resmi

“Para nelayan harus bergotong royong untuk menarik perahu, baik ketika hendak keluar dari muara untuk melaut maupun hendak masuk muara setelah selesai melaut. Disaat itulah ombak besar kerap menghantam perahu yang masih berada di bibir pantai. Jika mulut muara tidak dangkal begitu juga dengan aliran muara, tentu para nelayan bisa dengan nyaman saat beraktivitas,”terangnya.

Untuk mengatasi mulut muara yang tersumbat itu, pihaknya terpaksa harus melakukan pengerukan dengan alat seadanya. Sayangnya, meski telah berulang kali dilakukan pengerukan secara manual, mulut muara tetap saja kembali tertutup oleh sedimen yang panjangnya mencapai 50 meter lebih hingga ke bibir pantai dengan ketebalan sedimen dari dasar muara mencapai 1 meter lebih. Begitu juga dengan kondisi aliran muaran yang saat ini sudah terlalu dangkal.

Tidak sedikit nelayan yang gagal melaut lantaran tidak bisa keluar dari muara, dan tidak sedikit pula nelayan yang harus mengeluarkan biaya lebih besar untuk memperbaiki perahu yang rusak termasuk perlengkapan melaut lainnya setelah dihantam ombak. Terkait hal itu, pihaknya pernah melaporkan kondisi tersebut kepada instansi terkait, namun hingga saat ini belum tanda-tanda dilakukan penanggulangan berupa pengerukan muara.

“Selain mulut muara tertutup, aliran muara juga dangkal dan menyulitkan nelayan saat hilir mudik mulai dari kawasan hulu Baharu hingga kawasan hilir Ujung Serangga Desa Kedai Susoh. Kami berharap pemerintah tidak menutup mata terkait kondisi yang dialami nelayan kecil seperti kami ini. Jika dilakukan normalisasi, tentu kami akan lebih leluasa dalam mengais rezeki,” harapnya.(*)

Polres Abdya Buka Layanan SKCK Hingga Malam Hari
×
×