Budaya

Tradisi Unik Beberapa Daerah Pada Perayaan Idul Adha

234
×

Tradisi Unik Beberapa Daerah Pada Perayaan Idul Adha

Sebarkan artikel ini
Tradisi Hari Raya Idul Adha (Foto: MNC Media)

Linear.co.id – Hari Raya Idul Adha jatuh pada tanggal 10 Juli 2022, namun beberapa daerah sudah merayakan hari Raya Idul Adha pada hari ini (09/07), berbicara mengenai Idul Adha beberapa daerah di Indonesia punya tradisi unik dalam menyambut Hari Raya kurban ini.

Berikut 7 Tradisi Unik Menjelang Idul Adha

1.Tradisi Grebeg Gunungan

Tradisi Grebeg dilakukan oleh masyarakat di Yogyakarta, Warga muslim Yogyakarta akan mengarak hasil bumi dari halaman Keraton sampai Masjid Gede Kauman.

Arak-arakan hasil bumi ini berjumlah tiga buah gunungan yang tersusun dari rangkaian sayur-mayur dan buah. Masyarakat setempat percaya, apabila berhasil mengambil hasil bumi yang disusun dalam bentuk gunungan, bisa mendatangkan rezeki.

2.Tradisi Meugang Aceh

Sejak zaman kerajaan, tradisi Meugang Aceh terus dilakukan hingga sekarang. Meugang adalah tradisi menyembelih kurban seperti kambing atau sapi yang dilakukan saat bulan Ramadhan Idul Adha.

Nantinya, daging yang disembelih itu nantinya akan dibagikan secara gratis kepada masyarakat, tradisi ini digelar sebagai ungkapan syukur atas kemakmuran tanah Aceh.

Selain membagikan daging secara gratis umat Islam di Aceh juga akan mengolah daging yang ada menjadi hidangan untuk dimakan bersama keluarga.

3.Tradisi Apitan di Semarang

Tradisi Iduladha Apitan biasa dirayakan di Semarang, Jawa Tengah. Tradisi Apitan ini merupakan bentuk rasa syukur atas rezeki berupa hasil bumi yang diberikan oleh Allah SWT.

Di Semarang, tradisi ini biasa diisi dengan pembacaan doa yang dilanjutkan dengan arak-arakan hasil tani, ternak, dan nantinya hasil tani yang diarak ini akan diambil secara berebutan oleh masyarakat setempat.

Tradisi Apitan dipercaya menjadi kebiasaan para Wali Songo dahulu kala sebagai ungkapan rasa syukur di perayaan Iduladha. Selain gunungan berupa hasil tani atau arak-arakan ternak, masyarakat yang menyaksikan Apitan juga akan disuguhkan dengan hiburan khas kearifan lokal.

4.Tradisi Gamelan Sekaten Cirebon

Terdapat sebuah tradisi perayaan Iduladha dari Cirebon, Jawa Barat, yang dipercaya merupakan dakwah dari Sunan Gunung Jati sebagai penyebar agama Islam di tanah Cirebon.

Alunan Gamelan yang berada di sekitar area Keraton Kasepuhan Cirebon, menjadi penanda bahwa umat Muslim di Cirebon merayakan hari kemenangan. Rangkaian Gamelan dibunyikan sesaat setelah sultan Keraton Kasepuhan keluar dari Masjid Agung Sang Cipta Rasa.

5.Ngejot

Meski di Bali memiliki banyak sekali tradisi unik yang berhubungan dengan kepercayaan Hindu. Tapi, Bali juga menyimpan tradisi Iduladha unik yang bernama Ngejot.

Ngejot dilakukan dengan membagikan makanan dan minuman bahkan buah-buahan kepada tetangga non muslim sebagai wujud syukur kepada tetangga non-muslim yang memiliki toleransi tinggi.

Ngejot telah dilakukan masyarakat Muslim di Bali dan tradisi ini terus dilakukan secara turun-temurun dengan tujuan untuk mempererat rasa toleransi dalam beragama.

6.Toron

Tradisi Iduladha yang ada di Indonesia berasal dari Madura dengan nama toron. Toron merupakan bahasa daerah yang memiliki arti sama dengan mudik.

Bedanya, mudik dilakukan saat Hari Raya Idulfitri, sedangkan toron pada Iduladha. Saat perayaan Hari Raya Iduladha, masyarakat secara berbondong-bondong akan melakukan perjalanan ke rumah keluarga dan kerabat mereka untuk silaturahmi.

7.Tradisi Manten Sapi

Ada salah satu tradisi di Pasuruan, Jawa Timur, yang tak kalah menarik dari daerah-daerah yang telah disebutkan di atas. Manten Sapi diselenggarakan sehari sebelum hari Iduladha.

Masyarakat Desa Watestani Kecamatan Grati Pasuruan akan mengadakan “manten sapi” yang dalam bahasa Indonesia berarti pengantin sapi. Tradisi ini dilakukan sebagai penghormatan terhadap sapi atau hewan kurban lain yang akan disembelih.

Sapi yang akan dijadikan kurban pun dihias dengan cantik sebelum diberikan pada masjid atau panitia kurban.

Sumber:  Kabar 24