LINEAR.CO.ID | ACEH BARAT DAYA – Sedikitnya 10 hektare lahan sawah produktif di Desa (Gampong) Kuta Bak Drien, Kecamatan Tangan-Tangan, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) direndam air luapan.
Luapan air tersebut berasal dari saluran pembuang dan saluran sekunder yang mengalami penyumbatan juga pendangkalan di kawasan setempat.
Sejumlah lahan sawah yang terendam air tersebut sudah ditanami padi oleh petani setempat.
Namun, luapan air yang tak kunjung surut membuat tanaman padi mati bahkan diserang hama keong.
Mirisnya lagi, petani belum bisa melakukan upaya penananam ulang lantaran belum ada cara untuk mengurangi debit air dari dalam bedeng-bedeng sawah tersebut.
Untuk itu, Asnawi selaku Sekdes Kuta Bak Drien berharap pemerintah daerah dapat melakukan upaya untuk menanggulangi persoalan yang sudah sangat mendesak tersebut.
“Kita berharap pemerintah mampu menyelesaikan kondisi lahan sawah petani yang sudah dirasakan selama empat tahun itu,” katanya di lokasi setempat, Kamis (19/12/2024).
Menurut Asnawi, ada beberapa persoalan yang harus diselesaikan dalam penanganan bencana luapan air itu.
Di antaranya, melakukan pembersihan saluran drainase dan normalisasi pada saluran sekunder agar luapan air akan cepat terbuang dari lahan sawah tersebut.
Kemudian, lanjutnya, ada beberapa dinding pengaman saluran juga sudah ambruk dan mesti diperbaiki untuk memperlancar aliran air.
Dengan perbaikan itu, tebing saluran juga tidak akan terjadi longsor kerena digerus air.
“Kita meminta perhatian serius dari pemerintah melalui instansi terkait agar drainase dan saluran yang bermasalah ini tidak mengancam penghasilan petani,” ujar Asnawi bersama petani lainnya.
Sementara itu, Camat Tangan-Tangan Jasmadi yang menerima langsung laporan dari para petani, sudah melakukan pengecekan ke lapangan dan mencari sumber masalahnya.(*)