Daerah

Saluran Irigasi Patah Pasca Hujan Lebat, Lahan Pertanian Terancam Kekeringan

34
×

Saluran Irigasi Patah Pasca Hujan Lebat, Lahan Pertanian Terancam Kekeringan

Sebarkan artikel ini

LINEAR.CO.ID | ACEH BARAT DAYA – Petani di Gampong Keude Paya kecamatan Blangpidie, Aceh Barat Daya (Abdya) terancam kekeringan. Hal itu disebabkan akibat saluran Irigasi jebol pasca hujan lebat benerapa waktu lalu. Selasa (26-03-2024)

M. Taufik meminta agar Pemkab Abdya merenovasi irigasi di desanya. Sebab, usia bangunan tersebut sudah mencapai puluhan tahun sehingga perlu diperbaiki ulang agar saluran air ke sawah lancar.

Dia menjelaskan, kondisi irigasi yang rusak bukan pertama kali terjadi. Sejak beberapa tahun lalu, banyak yang sudah ambruk karena kondisi bangunan sudah tidak kokoh lagi.

”Sudah 20 tahun yang lalu irigasi air ada. Belum pernah direnovasi ulang agar bangunannya tetap kuat,” katanya.

Akibatnya, Taufik, beberapa bangunan sudah banyak yang retak dan tiba-tiba ambruk. Beberapa kali petani rutin memperbaiki sendiri.

”Selama ini kalau ada irigasi ambruk itu diperbaiki ala kadarnya atau secara darurat. Menggunakan kayu dinding terpal agar airnya tetap bisa mengalir ke hulu. Kalau dibiarkan, kasihan petani lain yang lahannya ada di paling ujung karena tidak mendapat pasokan air,” ujar petani berusia 55 tahun tersebut.

Taufik berharap, pemerintah daerah segera merenovasi ulang saluran irigasi tersebut. Melihat kondisi bangunan, perlu ada perbaikan agar bangunan lebih kokoh dan tidak mudah jebol. ”Kasihan kami kalau masih sering jebol. Jebolnya menyebabkan pasokan air berkurang, akibatnya tanaman kami pun tidak maksimal,” kata dia.

Ketersediaan air untuk petani sangat terbatas. Mereka baru akan tanam padi ketika musim hujan. ”Kalau musim kemarau, sangat sedikit petani yang menggarap sawah. Mau tanam gimana, kalau airnya tidak ada,” tuturnya.

Petani sangat bergantung pada musim hujan. Sumber air dari gunung alirannya besar sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan petani.

”Saluran irigasi ujung tombak petani. Satu-satunya aliran air yang menghubungkan ke ratusan hektare sawah. Kalau irigasi  bermasalah, otomatis petani rugi. Sudah tanamnya satu tahun sekali, pas waktu tanam pasokan air terbatas akibat irigasi jebol,” jelasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penata Ruang Alfian Liswandar saat dihubungi beberapa kali tidak ada jawaban.

Akibat ambruknya irigasi tersebut,
ratusan hektare sawah milik petani Gampong tersebut, kekurangan air. Pasalnya, tembok saluran irigasi di tempat tersebut ambruk. Para petani khawatir jika kondisi itu dibiarkan, mereka akan gagal panen.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *