Oleh: Martunis*)
LINEAR.CO.ID – Aceh, sebuah provinsi di ujung barat Indonesia, dikenal dengan kekayaan sumber daya alamnya. Namun, selain sumber daya yang sudah dikenal luas seperti gas alam dan hasil laut, Aceh juga memiliki potensi besar dalam pengembangan energi terbarukan, terutama energi matahari.
Potensi ini didukung oleh tingkat radiasi matahari yang rata-rata mencapai 4,8 hingga 5,5 kWh/m² per hari, diperkuatkan Banda Aceh menjadi Kota terpanas dalam beberapa bulan ditahun 2024 ini. Hal ini menjadikan Aceh sebagai wilayah yang sangat ideal untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga surya, baik dalam skala besar maupun kecil.
Martunis sebagai Staf Bidang Energi Baru Terbarukan Dewan Energi Mahasiswa (DEM) Aceh menambahkan. “Selain Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Energi matahari juga bisa dimanfaatkan untuk memasak pada rumah tangga menggunakan teknologi kompor surya seperti yang ada pada beberapa negara, hal ini sangat mendukung dikarenakan wilayah aceh banyak yang berada didaerah pesisir. Namun hal ini masih jarang dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia khususnya yang ada di Aceh,”
“Bahkan pada tahun 2020 Dinas ESDM pernah Menyarankan penggunakan PLTS di atap-atap rumah yang ada di Aceh Namun, hal ini belum dimanfaatkan oleh masyarakat baru sebagian fasilitas umum yang telah menerapkan teknologi ini seperti perkantoran, Universitas dan, Pesantren,” Tambahnya.
Seperti yang kita ketahui pada tahun 2023, Presiden Joko Widodo telah meresmikan PLTS terapung Cirata yang terletak di Kabupaten purwakarta, Provinsi Jawa Barat. Bahkan PLTS terapung ini termasuk dalam salah satu yang terbesar di Asia Tenggara bahkan dunia. Hal ini dapat menjadi sebuah ide inovatif yang bisa juga diterapkan oleh pemerintah di wilayah Provinsi Aceh mengingat Aceh juga mempunyai beberapa Waduk yang bisa dipasang Teknologi PLTS Terapung contohnya seperti waduk Keureutoe yang berada di kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh. Yang digadang gadang akan menjadi waduk terbesar di pulau Sumatera.
Selain memberikan kontribusi dalam memenuhi kebutuhan listrik masyarakat, pengembangan teknologi energi matahari juga dapat diharapkan Menuju Indonesia Emas dengan target zero emission dan green energy merupakan langkah strategis dalam menghadapi tantangan global terkait perubahan iklim dan kebutuhan energi berkelanjutan. Salah satu upaya yang dapat dioptimalkan adalah pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), yang memanfaatkan energi matahari sebagai sumber energi baru terbarukan.
Meskipun potensi energi surya di Aceh sangat besar, tantangan dalam pengembangannya masih ada. Salah satunya adalah investasi awal yang relatif tinggi untuk instalasi panel surya. Hal ini menjadi tantangan bagi masyarakat tersendiri.
Sebagai pegiat energi, Dewan Energi Mahasiswa (DEM) Aceh berharap adanya kolaborasi yang lebih aktif dari berbagai pihak khususnya pemerintah daerah untuk mengedukasi serta mengimplementasi segala potensi energi baru terbarukan khususnya PLTS di Aceh guna mendukung peningkatan ekonomi lokal dan kompetensi dari masyarakat aceh,” Tambahnya.
Dengan adanya dukungan pemerintah dan kesadaran masyarakat yang semakin meningkat terhadap pentingnya energi terbarukan, diharapkan energi matahari di Aceh dapat dimaksimalkan untuk kesejahteraan bersama. Energi matahari bukan hanya solusi bagi kebutuhan energi masa depan, tetapi juga langkah. (*)