Aceh Besar

Polemik Pencopotan Sekda Sulaimi Di Aceh Besar Memicu Ketegangan

113
×

Polemik Pencopotan Sekda Sulaimi Di Aceh Besar Memicu Ketegangan

Sebarkan artikel ini

LINEAR.CO.ID|ACEH BESAR- Polemik pencopotan Drs. Sulaimi dari Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh Besar, memicu perhatian publik. Hal ini diduga terjadinya ketegangan antara Sulaimi dan Muliadi yang merupakan sepupu dari Muhammad Iswanto (Pj Bupati Aceh Besar), Jum’at 17 Januari.

Adapun ketegangan itu terjadi setelah pelantikan sulaimi sebagai staf Ahli Bupati. Setelah acara Sulaimi lansung meninggalkan ruangan pelantikan, kemudian tiba-tiba dihentikan oleh Muliadi seraya meminta kepada Sulaimi agar tidak mengusik pekerjaannya di Kabupaten tersebut, diduga seiring dengan mendekatkan rokok yang dihisapnya kearah Sulaimi.

Salah satu sumber kuat yang tidak ingin namanya disebutkan berinisial L, mengatakan, ketegangan antara Sulaimi dan Muliadi diduga ada kaitannya dengan pemilihan Gubernur dimana Sulaimi pada saat itu mutlak tidak mendukung kemenangan salah satu calon yang diduga dekat dengan Pj Bupati Aceh Besar, namun tidak menang pada Pilkada 2024 Lalu.

“Ketidakpuasan terhadap Sulaimi semakin nyata paska pilkada 2024 lalu,bahkan pada acara dan rapat strategis Sulaimi disisihkan begitu saja, sebagai Sekda seharusnya peranya begitu krusial dalam pemerintahan. Sebenarnya penggantian Sulaimi sebagai sekda sudah menjadi isu perbincangan dari masyarkat sejak di lantik Pj Bupati Aceh Besar pada tahun 2022 lalu, namu realisasinya terjadi hampir tiga tahun kemudian,”jelas Salah satu sumber kuat yang tidak ingin namanya disebutkan berinisial L.

Kemuadian pengamat politik lokal, yang tidak ingin disebutkan namanya juga menilai penggantian Sulaimi sebagai Sekda bukan sekadar rotasi jabatan melainkan bagian dari menyingkirkan Sulaimi dari jabatan Sekda.

“Ada indikasi bahwa ini adalah langkah untuk menyingkirkan pihak-pihak yang dianggap tidak loyal,” ujar seorang pengamat yang enggan disebutkan namanya.

Katanya, peristiwa ini sangat menyoroti dinamika politik lokal yang penuh intrik, memperlihatkan bagaimana konflik kepentingan dan arogansi kekuasaan dapat mengorbankan stabilitas pemerintahan.

“Publik kini menunggu respons dari Sulaimi maupun klarifikasi resmi dari Pj Bupati Aceh Besar terkait kontroversi mencoreng wajah pemerintahan di daerah tersebut,”tutupnya.