LINEAR.CO.ID | JAKARTA – Lembaga survei Indikator Politik Indonesia Melakukan survei elektabilitas Partai Politik (Parpol) yang ada di Indonesia menjelang pemilu 2024 mendatang.
Dari hasil surver tersebut terungkap bahwa elektabilitas PDI-P masih menjadi yang tertinggi di antara partai politik lain, baik yang ada di parlemen maupun non-parlemen.
Survei Indikator Politik Indonesia sendiri dilakukan dengan proses wawancara tatap muka secara random pada 9-16 Februari 2023 dan 12-18 Maret 2023.
Total sampel responden yang diwawancarai secara valid pada survei Februari 2023 berjumlah 1.200 orang, dengan margin of error sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen Sementara, di bulan Maret 2023, ada 800 responden yang diwawancarai dengan margin of error 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Namun yang menarik dari survei tersebut, elektabilitas partai parlemen, seperti PPP dan PAN justru berada dibawah partai non-parlemen, yakni Partai Perindo.
Dalam survei tersebut, Indikator Politik Indonesia bertanya kepada para responden, “jika pemilihan anggota DPR diadakan sekarang ini, partai atau calon dari partai mana yang akan Ibu/Bapak pilih di antara partai berikut ini?” Hasilnya, ada 3 partai yang memuncaki survei, PDI-P memperoleh suara 23,5 persen; Gerindra 14 persen; dan Golkar 9,6 persen.
“PDI-P agak sedikit turun (suaranya). Gerindra meningkat tajam dari 11 (persen) ke 14 persen. Mungkin karena Prabowo-nya yang meningkat, jadi bawa efek ke Gerindra. Golkar sedikit turun, Demokrat cenderung stabil,” ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam jumpa pers virtual, Minggu (26/3/2023).
Melansir dari kompas.com, Burhanuddin turut menyoroti pencapaian Nasdem, yang berdasarkan hasil survei Indikator Politik, berhasil mendapat suara terbanyak sepanjang sejarah persiapan pemilu.
Berikut hasil survei elektabilitas partai politik menurut Indikator Politik Indonesia:
- PDI-P: 23,5 persen
- Gerindra: 14 persen
- Golkar 9,6 persen
- Demokrat: 9,1 persen
- PKB: 8,2 persen
- Nasdem: 6,4 persen
- PKS: 5,8 persen
- Perindo: 2,4 persen
- PPP: 2,3 persen
- PAN: 2,1 persen PSI: 0,6 persen
- Hanura: 0,4 persen
- Ummat: 0,3 persen
- Gelora: 0,2 persen
- PBB: 0,2 persen
- Buruh: 0,2 persen
- PKN: 0 persen
- Garuda: 0 persen
Saat ini, kata Burhanuddin, elektabilitas Nasdem berada di angka 6,4 persen atau berada di peringkat 6. Ia percaya kenaikan suara Nasdem ini merupakan efek dari pencapresan Anies Baswedan.
“Nasdem mengalami peningkatan yang sangat tajam. Kita bisa simpulkan, kalau kita lihat data overtime, bahkan sebelum Pemilu 2019 atau Pemilu 2014, elektabilitas Nasdem 6,4 persen, itu tertinggi dalam sejarah persiapan Nasdem jelang pemilu,” katanya. (*)