Subulussalam

Ribuan Ikan Mati di Sungai Batu-Batu, Warga Menduga Dampak Limbah PMKS MSB Namo Buaya

1392
×

Ribuan Ikan Mati di Sungai Batu-Batu, Warga Menduga Dampak Limbah PMKS MSB Namo Buaya

Sebarkan artikel ini

LINEAR.CO.ID | SUBULUSSALAM – Diperkirakan mencapai Ribuan Ekor ikan mati di bantaran Sungai Batu-batu (Lae Batu-batu) diduga tercemar limbah dari Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) PT Miandiri Sawit Bersama (MSB) 2, yang beroperasi di Kampong Namo Buaya, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam.

Kejadian ini ditemukan nelayan pagi tadi, mereka mendapati di permukaan Sungai Batu-Batu wilayah Kecamatan Rundeng yang merupakan aliran langsung dari wilayah Sultan Daulat itu. Banyak terlihat ikan mengapung. Rabu, (7/5).

Dalam vidio yang sampai ke media ini, menunjukkan ukuran dan jenis ikan yang telah mati dalam keadaan mengapung. Bahkan, para nelayan sempat mengabadikan momen itu, dan mengumpulkan ikan yang telah mati ke satu tempat.

Mereka menduga kuat penyebab matinya ribuan ekor tersebut, bersumber dari limbah PMKS PT MSB 2 Namo Buaya. Oleh karena itu, mereka berharap adanya tindakan dari Pemerintah Kota Subulussalam maupun dari Aparat Penegak Hukum (APH) di wilayah setempat itu.

Baca Juga :  PT Laot Bangko Berulah Lagi, Warga Dambakan Ketegasan Pemko Subulussalam

Atas peristiwa itu, mendapat tanggapan dari warga Kecamatan Rundeng. Menurutnya, setelah beroperasinya PMKS PT MSB 2 Namo Buaya, telah banyak merugikan warga karena tercemarnya sungai yang merupakan mata pencarian para nelayan setempat.

“Kami menduga ini merupakan dampak limbah PMKS PT MSB 2 Namo Buaya,” kata Hasbi Bancin warga Kecamatan Rundeng.

Ia pun menambahkan, Kejadian ini bukan kali pertamanya terjadi. Kerap sekali kejadian itu terjadi, malah berlalu begitu saja tanpa adanya proses dari Pemerintah.

“Iya, seakan perusahaan lah yang punya negeri ini, perusahaan yang berkuasa di kota kita ini. Sementara nelayan nasibnya terancam karena Limbah PMKS,” ungkap Hasbi Bancin.

Menurutnya, tragedi Ini tidak dapat di biarkan begitu saja, karna akan menjadi bias dan lama kelamaan akan menjadi kebiasaan dengan demikian.

“Jelas yang terkena imbasnya adalah nelayan di Kampong Muara Batu-Batu dan para nelayan lainnya,” beber Hasbi.

Ia berharap, Pemerintah Kota Subulussalam tidak boleh abai dan takut kepada perusahaan tersebut. Lanjutnya, Pemerintah harus terdepan dan bergerak cepat jangan hanya diam dan pergi keluar daerah saja tanpa melihat nelayan yang merupakan warganya.

Baca Juga :  Pengiriman Sampel Ikan di Sungai Lae Batu-Batu Diduga Langgar Prosedur

“Kami minta perusahaan harus di berikan sanksi yang tegas dan keras jangan sampai mereka menjadi penguasa di daerah kita ini,” imbuh Hasbi.

Sementara itu, Humas PMKS PT MSB 2, tidak dapat memberikan tanggapan lebih pasti kepada media ini. Lantaran, pihaknya mempercayakan hal tersebut kepada Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Subulussalam.

“Masalah ikan mati saya blom bisa menjawab apa itu penyebabnya dari limbah PKS kami. Kita jangan dulu memvonisnya, yang jelas semua ada yang lebih tahu, DLHK ada, kita langsung vonis dari limbah, tau-tau nanti akibat racun, makanya saya mohon kita tunggu proses dari DLHK dulu,” ringkas Agustizar Humas PMKS PT MSB 2, kepada LINEAR.CO.ID via aplikasi Whatsapp. (*)