LINEAR.CO.ID | SUBULUSAALAM – Mengingat kembali, terkait janji di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kota Subulussalam yang berjanji akan membentuk tim pansus ke PT Laot Bangko, Muzir Maha sebut DPRK setempat itu hanya tukang ngibul.
Seperti yang di sampaikan koordinator Gerakan Masyarakat Sada Kata Menggugat (GASKAN) Muzir Maha menyesalkan sikap DPRK Kota Subulussalam yang sampai hari ini belum juga melakukan pembentukan tim Pansus dalam upaya penyelesaian masalah di lahan perkebunan HGU PT Laot Bangko, Jumat, (1/09/23).
Sebelumnya Garakan Masyarakat Sada Kata Menggugat (GASKAN) ini telah melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan DPRK pada 08 Juni 2023 di ruang Bangleg setempat, dari hasil RDP itu, turut juga di hadiri Kepala BPN, Manjemen PT Laot Bangko dan SKPK, dikesempatan itu menyepakati akan membentuk Tim Pansus.
Tim pansus itu pun akan di bentuk dalam upaya penyelesaian sengketa dan permasalah di dalam HGU PT Laot Bangko, namun setelah berjalan dua bulan belum ada tanda-tanda adanya pembentukan Pansus tersebut.
Disini, Muzir menilai bahwa DPRK Subulussalam selama ini tidak serius dalam menanggapi aspirasi masyarakat dan menilai para wakil rakyat yang duduk di kursi parlemen Subulussalam itu tukang ngibul dan pembohong.
Bahkan, di katakan Muzir, para dewan yang dipilih oleh rakyat itu terkesan berada di bawah kendali perusahaan. Masih kata Muzir, ini akan menjadi catatan buruk bagi lembaga yang selama ini menjadi harapan masyarakat untuk mengadu nasib.
“Sebenarnya kami berharap besar kepada para dewan yang notabenenya merupakan perpajangan tangan rakyat, namun sangat disayangkan trust (kepercayaan) masyarakat makin laun makin terkikis, ini harus menjadi catatan merah bagi masyrakat kota Subulussalam bahwa fungsi legislatif yang mereka emban selama ini hanya digunakan untuk kepentingan pribadi mereka saja,” pungkas Muzir
Selain itu Muzir juga mengingatkan kepada Perusahaan PT Laot Bangko dan oknum yang berupaya dalam menutupi permasalahan HGU PT Laot Bangko agar tidak mencoba-coba menghidupkan api dalam sekam. Ingat, masyarakat juga punya batas kesabaran,” pungkas muzir. (*)