TEKNO
Beranda | Pembobolan situs Telkomsel oleh Hacker. Bukti dari tidak kepuasan masyarakat terhadap Telkomsel

Pembobolan situs Telkomsel oleh Hacker. Bukti dari tidak kepuasan masyarakat terhadap Telkomsel

[ad_1]

isi pemikiran netizen

Ramainya tanggapan
netizen atas peretasan situs milik operator seluler di Indonesia, Telkomsel,
bisa dibaca sebagai ‘pelampiasan publik’ atas layanan seluler.

Pemerhati perilaku netizen, Nukman Luthfie, mengatakan hasil
riset memperlihatkan tingkat kepuasan konsumen atas layanan telekomunikasi
secara umum cukup rendah. Ketidakpuasan ini sudah sering disalurkan melalui
media sosial.
“Ketika ada pihak yang meretas situs Telkomsel, yang
isinya adalah agar tarif Telkomsel turun, lebih murah, itu sesuai dengan
sentimen publik. Sebagian dari publik merasa tarif Telkomsel mahal dan kurang
memuaskan, makanya momen ini dipakai,” kata Nukman kepada wartawan BBC
Indonesia, Mohamad Susilo.

“Ketidakpuasan sudah ada, sudah dicurahkan ke media
sosial, tapi begitu ada peretasan, momentum ini dipakai kembali untuk
menyampaikam ketidakpuasan.”

“Cuma saya perlu mengingatkan bahwa peretasan atau
pembobolan situs adalah tindakan kriminal. Itu tidak boleh dilakukan meski
untuk menyalurkan suara protes dari pelanggan,” kata Nukman.
Telkomsel ‘minta maaf’ setelah situs resminya diretas
Situs Telkomsel dibobol dan pada halaman depan dipasang pesan
bernada kasar yang intinya memprotes ‘mahalnya tarif data’ yang diterapkan
Telkomsel.
Begitu berita pembobolan tersebar, netizen ramai membahasnya
di media sosial dan di Twitter hingga Jumat (28/04) sore tanda pagar Telkomsel
dicuitkan lebih dari 325.000 kali dan tagar tersebut menjadi salah satu topik
paling populer di Indonesia.

Banyak yang mendukung aksi peretasan, seperti yang
ditunjukkan pengguna Twitter, Arif Fajar S. Ia menulis dalam bahasa Inggris,
yang artinya, “Terima kasih banyak dan terima kasih untuk peretas …
introspeksi dirilah wahai engkau @Telkomsel #telkomsel.”

isi koment arif fajar
Pengguna Twitter Fanny Puji Rakhmi menulis, “Kami tak
butuh permintaan maaf karena situs Anda dibobol. Kami ingin Anda mendengarkan
pesan dari peretas…”
Di laman Facebook BBC Indonesia, berita peretasan Telkomsel
banyak dibagikan dan juga dikomentari.
Fresnel Girsang Sekelas mempertanyakan bagaimana Telkomsel
bisa diretas. “Bagaimana dengan privasi data pelanggan? Dan juga itu SMS
promo donat tak jelas tiap hari masuk. Semoga Telkomsel paham keluhan
pelanggan…”
Josuro Hengker menulis, “Produk ini sinyalnya lemot,
paketan (data) mahal … (padahal) rumah saya dekat tower (menara BTS).”
Pengguna lain meminta konsumen Telkomsel untuk realistis,
seperti Yessi Winnes, yang mengatakan, “Ada harga ada kualitas … Anda
semua merokok (padahal) harga mahal tapi tak pernah protes. Giliran paket
internet mahal, Anda kalang kabut.”

Ini Tiga Web Bagi Freelancer Mendapat Pekerjaan

Yusriika menulis, “Mahal? Ganti operator lain
laaahhh…. Telkomsel kualitasnya oke. Masuk akal kalau lebih mahal dari yang
lain.”



Akan berhasil turunkan tarif data?

twit fanny
Pemerhati perilaku netizen dan konsultan pemasaran media
sosial, Nukman Luthfie, mengatakan protes seperti ini kecil kemungkinannya akan
mendorong Telkomsel atau perusahaan operator lain di Indonesia untuk menurunkan
harga.
“Tarif itu ditentukan secara bersama, kalau tak salah
ada peran pemerintah di situ … jadi publik tak punya banyak pilihan. Protes
apa pun yang disuarakan publik, itu sulit mengubah layanan. Selama ini mereka
juga sudah protes, tapi tak ada perubahan. Namun yang perlu diingat sekali lagi,
meretas itu tak bisa dibenarkan,” kata Nukman.
Ia menambahkan sudah ada perang harga di antara
perusahaan-perusahaan telekomunikasi dalam beberapa tahun terakhir yang
berimbas pada harga, namun sebagian pengguna merasa harganya masih mahal.
Menanggapi keluhan para pelanggan seluler ini, Tulus Abadi,
ketua harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, mengakui bahwa layanan masih
belum memuaskan sementara harga yang ditawarkan mahal.
“Konsumen di Indonesia membayar lebih mahal dengan
kualitas infrastruktur yang lebih buruk. Belum ada peta jalan yang memaksa
semua operator menyediakan infrastruktur yang memadai,” kata Tulus.
Layanan yang tidak memuaskan, kata Tulus, terutama terjadi di
daerah-daerah nonkomersial yang dianggap tidak menguntungkan.
Juru bicara Telkomsel, Adita Irawati, sudah meminta maaf atas
ketidaknyamanan yang dirasakan pelanggan dalam mengakses website resmi mereka.
Soalnya ‘mahalnya’ tarif data, Adita dalam keterangan kepada
BBC Indonesia menjelaskan bahwa ‘tarif tentunya berkaitan dengan kualitas yang
ingin diberikan, agar pelanggan dapat menikmati layanan broadband Telkomsel di
mana pun mereka berada’.

“Dalam menetapkannya kami merujuk pada komponen
biaya jaringan termasuk untuk kebutuhan akses bandwidth internasional. Kami
menawarkan berbagai pilihan paket internet kepada pelanggan, dengan berbagai
pilihan harga dan validity,” kata Adita.



Dikutip dari (http://www.bbc.com)

[ad_2]

UPDATE SAJA

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

×
×