EkonomiNasional

BI Pertahankan Suku Bunga Acuan, Perkuat Stabilitas Rupiah dan Dorong Ekonomi Nasional

366
×

BI Pertahankan Suku Bunga Acuan, Perkuat Stabilitas Rupiah dan Dorong Ekonomi Nasional

Sebarkan artikel ini
suku bunga
Gedung Bank Indonesia

LINEAR.CO.ID | JAKARTA – Bank Indonesia (BI) kembali memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75%. Keputusan ini diambil dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang digelar pada 22–23 April 2025, sebagai bentuk konsistensi BI dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan di tengah dinamika global dan domestik yang terus berkembang. Rabu, (23/04/2025).

Bersamaan dengan itu, suku bunga Deposit Facility tetap berada pada 5,00% dan suku bunga Lending Facility pada 6,50%. Ketiga level suku bunga ini mencerminkan kebijakan moneter ketat yang tetap diarahkan secara proaktif dan ke depan (pre-emptive dan forward looking) demi mengendalikan inflasi agar tetap dalam kisaran target 2,5±1% pada 2024 dan 2025, sekaligus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dari tekanan eksternal.

Dalam keterangan tertulisnya, BI menegaskan bahwa keputusan tersebut juga sebagai langkah lanjutan untuk memperkuat stabilitas rupiah, khususnya dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat. Faktor seperti ekspektasi penurunan suku bunga The Fed yang tertunda, ketegangan geopolitik, dan pergerakan harga komoditas global menjadi pertimbangan utama BI dalam menetapkan kebijakan ini.

Di sisi lain, BI juga menyampaikan bahwa indikator ekonomi domestik menunjukkan ketahanan yang tetap terjaga. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2025 diperkirakan tetap kuat, ditopang oleh konsumsi rumah tangga, investasi, serta ekspor. Meski demikian, BI tetap waspada terhadap perlambatan ekonomi global yang dapat mempengaruhi prospek perdagangan dan investasi Indonesia.

Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan bahwa pihaknya terus memperkuat bauran kebijakan, tidak hanya dari sisi moneter, tetapi juga makroprudensial dan sistem pembayaran. BI terus mengakselerasi digitalisasi sistem pembayaran, termasuk implementasi QRIS antarnegara dan pengembangan BI-FAST, serta mendukung pertumbuhan ekonomi hijau dan keuangan inklusif, terutama bagi sektor UMKM.

“Koordinasi erat dengan Pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) juga terus diperkuat untuk menjaga stabilitas dan mendukung pemulihan ekonomi nasional secara menyeluruh,” ujar Perry.

Dengan keputusan ini, Bank Indonesia menegaskan komitmennya dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, mengendalikan inflasi, dan menopang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di tengah ketidakpastian global yang terus meningkat.