LINEAR.CO.ID | LHOKSEUMAWE– Kenali gejala penyakit jantung yang sering melanda lintas usia, serta penyebab utama terjadinya penyakit jantung.
Kabid Humas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh Utara dr Ridhalul Ikhsan, saat dikonfirmasI linear.co.id pada Jumat, (30/11) juga membenarkan hal tersebut. bahwa penyakit jantung masuk kedalam kategori penyakit Katastropik.
“Penyakit jantung digolongkan sebagai kategori penyakit Katastropik atau penyakit yang parah butuh perawatan jangka panjang dengan pembiayaan tinggi,” ujar Ridha.
Baca Juga: Dokter Forensik Ungkap Perbedaan Autopsi Ulang Brigadir J Dengan Yang Pertama
Menurut Ridha. pernyakit jantung dapat dikelompokkan ke dalam lima kelompok utama. Diantaranya, penyakit jantung kororer (PJK), kelainan irama jantung, penyakit jantung bawaan, kelainan katup jantung, dan yang terakhir adalah gagal jantung
“Masing-masing kelainan ini mempunyai penyebab dan pendekatan yang berbeda dalam penanganannya. Dimana bila penyakit tersebut tidak cepat ditangani, maka bisa mengakibatkan kelainan permanen pada fungsi pompa jatung, dalam kondisi yang lebih lanjut dalam menyebabkan kematian,” katanya.
PJK sendiri merupakan ancaman yang menakutkan ditengah masyarakat karena penyakit ini sering muncul tiba-tiba. Hal ini terjadi karena sumbatan plak lemak pada pembuluh darah otot jantung (Arteri Koroner).
Baca Juga: Puskesmas di Abdya Overload, Pasien Dirawat di Lantai
Kondisi ini dikenal sebagai serangan jantung, dengan gejala khas berupa nyeri dada. Saat ini dengan perkembangan teknologi seperti obat-obatan dan metode pemasangan ring jantung, harapan hidup penderita PJK dapat meningkat.
“Dengan penanganan yang cepat sejak awal munculnya gejala. Pasien dapat dicegah jatuh dalam kondisi kecacatan otot jantung atau gagal jantung serta kematian,” jelasnya.
Ridha melanjutkan untuk mengetahui gejala penyakit jantung deteksi dini merupakan kunci utama yang cukup penting.
Baca Juga: Darmansah Akan Evaluasi Terkait Kinerja Direktur RSUTP Abdya
“Bila mengalami atau menemukan anggota keluarga yang mengalami gejala nyeri dada, sesak nafas, mudah lelah, kedua kaki bengkak, pingsang, dan bibir atau unjung jari berubah kebiruan, untuk segera mencari pertolongan ke fasilitas kesehatan terdekat,” paparnya.
Adapun beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko PJK diantaranya, rajin berolahraga secara teratur 3-5 hari atau minggu dengan durasi 30-45 menit setiap harinya dan jeda tidak lebih 2 hari berturut-turut.
“Olahraga yang dimaksud adalah olahraga ringan berupa jalan santai, jogging, sepeda santai, senam kebugaran, dan perlu diketahui bukan olah raga berat. Selanjutnya diikuti dengan perubahan gaya hidup yang sehat,” himbau Ridha.