LINEAR.CO.ID | ACEH BARAT DAYA – Anggaran yang di peruntuk ke Taruna Siaga Bencana melalui Anggaran Dana Desa di Aceh Barat Daya (Abdya) diduga diguanakan untuk kegiatan yang tidak berdampak untuk masyarakat di kabupaten setempat.
Anggaran yang bersumber dari dana desa yang mencapai Rp100 juta lebih itu terbuang sia-sia hanya untuk kegiatan pengibaran bendera merah putih dalam rangka memperingati HUT ke-80 di Pulau Gosong, serta kegiatan bakti sosial di wilayah Kecamatan Susoh.
Di mana, setiap desa yang ada di Kecamatan Susoh menyumbang dana senilai Rp4 juta per gampong. Sehingga dari total seluruh gampong yang ada di Susoh terkumpul dana mencapai Rp116 juta.
Ketua Yayasan Supremasi Keadilan Aceh (SaKA), Miswar, mengingatkan bahwa setiap bentuk pengeluaran dari dana desa harus sesuai dengan regulasi yang berlaku dan tercantum dalam APBG.
“Kalau kegiatan ini masuk dalam RKP Gampong (Rencana Kerja Pemerintah Gampong), maka tidak masalah. Tapi harus ada kejelasan bahwa itu benar-benar dirancang sejak awal dan bukan hasil keputusan mendadak,” tegas Miswar.
Ia menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan anggaran, termasuk pengawasan dari Badan Permusyawaratan Gampong (Tuha Peut), agar tidak terjadi penyimpangan.
Miswar menyebutkan, hasil penelusuran pihaknya kalau kegiatan pengibaran bendera merah putih di Pulau Gosong ikut terlibat lembaga Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan Forum Keuchik Kecamatan. Sebab pos anggarannya dari pos dana Tanaga yang diplotkan dalam APBG.
“Ini ada pihak Tagana yang terlibat, dan hampir setiap tahun Tagana selalu menguras dana desa, kalau pembentukan lemabag untuk mengurus dana desa siapapun mau membentuk lembaga. Dan kita sarankan bupati membubarkan saja lembaga Tagana itu. Apalagi soal bencana memang sudah ada BPBK yang digaji oleh negara,” tuturnya.
Selain itu, Miswar juga meminta Bupati Abdya, Safaruddin untuk memanggil dan membatalkan kegiatan yang menggunakan dana desa. Sebab, kegiatan tersebut sangat tidak bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat yang ada di Susoh.
“Kita juga mendesak bupati memanggil pihak penyelenggara dan membatalkan kegiatan itu. Karena jelas-jelas itu hanya untuk pemborosan anggaran dana desa,” pungkasnya.(*)