LINEAR.CO.ID | SUBULUSSALAM – Puluhan warga yang mendatangi kantor Wali Kota Subulussalam, meminta agar Pemerintah Kota (Pemko) setempat, tidak menghentikan oprasional Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) PT Mandiri Sawit Bersama (MSB) II, ternyata bayaran.
Mereka mengaku di suruh oleh security PT MSB yang beroperasi di Desa Namo Buaya, Kecamatan Sultan Daulat dan di bayar sebesar Rp. 100 ribu rupiah kepada awak media pada saat di wawancarai.
Vidio rekaman pengakuan warga ini pun kian beredar luas di Sosial Media (Sosmed) hingga sampai ke linear.co.id, Rabu, 11 Juni 2025.
Disana, beberapa warga tengah di wawancarai, mereka merupakan warga Namo Buaya dan Batu Napal. Mirisnya, selain dibayar, mereka juga di iming-imingi akan dipekerjakan di perusahaan Pabrik raksasa pengolahan Minyak Kelapa Sawit di Kota Subulussalam itu.
“Kami di suruh security dan di bayar 100 ribu rupiah, namun belum di bayar, janjinya setelah ini,” kata Rajikin kepada awak media.
Belakangan ini, PMKS PT MSB Namo Buaya kian menjadi sorotan publik. Bahkan, Pemerintah Kota (Pemko) Subulussalam meminta oprasionalnya harus dihentikan untuk sementara waktu sebelum seluruh dokumen perizinannya dilengkapi.
PT MSB cukup membandel, setelah di sampaikan langsung oleh Wakil Wali Kota Subulusalam agar menghentikan seluruh kegiatan di PMKS itu, seolah tak di hiraukan oleh Perusahan raksasa ini. Mereka terus menggalakkan oprasionalnya.
Hingga, Pemko Subulussalam menyurati Gubernur Aceh untuk menghentikan sementara oprasional PMKS sebelum seluruh dokumen perizinannya di lengkapi.
Sementara itu, Humas PT MSB Agustizar todak mengetahui adanya aksi yang mendatangi kantor walikota subulussalam pada Selasa, 10 Juni kemarin.
“Saya tidak tahu adanya aksi itu, ditambah lagi adanya bayaran. Coba langsung konfirmasi ke Manager,” pungkasnya. (*)