LINEAR.CO.ID | JAKARTA– Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer atau Noel. Penangkapan dilakukan pada Rabu (19/8) terkait dugaan praktik pemerasan dalam pengurusan sertifikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Wakil Ketua KPK Fitroh Rohcahyanto membenarkan penangkapan tersebut. “Benar, pemerasan terhadap perusahaan-perusahaan terkait pengurusan sertifikasi K3,” ujarnya, Kamis (21/8).
Meski demikian, ia belum merinci jumlah uang yang diduga diterima Noel, hanya menyebut nominalnya cukup besar.
Berikut 6 Hal di ketahui sejauh ini terkait penangkapan Wamenaker Immanuel Ebenezer ;
10 Orang Diamankan, Aset Disita
Dalam operasi ini, KPK mengamankan total 10 orang. Mereka langsung dibawa ke gedung KPK untuk menjalani pemeriksaan intensif. Lembaga antirasuah itu memiliki waktu 1×24 jam untuk menentukan status hukum para pihak yang ditangkap.
Selain menangkap sejumlah orang, KPK juga menyita barang bukti berupa uang tunai serta puluhan kendaraan bermotor. Dari halaman gedung KPK, terlihat 22 mobil dan motor yang dipamerkan, mulai dari Nissan GTR, BMW, Hyundai Palisade, Mitsubishi Pajero Sport, Jeep, hingga motor sport Ducati dan Vespa.
Noel Jadi Pejabat Kabinet Pertama yang Terjaring OTT
Immanuel Ebenezer tercatat sebagai pejabat pertama di kabinet Prabowo-Gibran yang terkena OTT KPK. Noel baru dilantik sebagai Wamenaker pada Oktober 2024.
Menyikapi kasus ini, Istana menyatakan Presiden Prabowo Subianto prihatin. “Sebagaimana berkali-kali diingatkan Bapak Presiden, kita semua diminta untuk berhati-hati dan tidak menyalahgunakan amanah. Karena itu, pemerintah menyatakan keprihatinan yang mendalam,” kata Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo, di kompleks Istana Kepresidenan.
Ruangan di Kemnaker Disegel
Sebagai tindak lanjut, KPK menyegel salah satu ruangan di Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta Selatan, yakni ruangan yang mengurus sertifikasi K3.
Menurut KPK, praktik pemerasan yang menjerat Noel ini diduga telah berlangsung sejak lama. Meski begitu, lembaga tersebut belum mengungkap detail sejak kapan perbuatan itu dilakukan serta berapa total nilai uang yang terlibat.