LINEAR.CO.ID | SUBULUSSALAM – Sontak menarik perhatian, belakangan ini sejumlah Dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Subulussalam, melakukan aksi mogok kerja. Dengan penuh pertimbangan, berikut pesan dari Dokter ini.
Dengan kabar mogok nya sejumlah Dokter di RSUD itu sempat menarik perhatian dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kota Subulussalam.
Ari Afriari S.Sos yang selaku Sekretaris Komisi D, bidang Pendidikan, Kesehatan dan Keistimewaan ini, merasa sangat miris melihat kebijakan Pemerintah Kota (Pemko) Subulusaalam yang tidak memberikan hak tenaga kontrak para Dokter spesialis itu, sehingga mereka yang bekerja melayani masyarakat berujung mogok kerja.
Seharusnya sesuai dengan yang disepakati bersama oleh Pemerintah dan DPR setempat, di katakan Ari, untuk ini merupakan instansi yang di prioritaskan oleh PemerintahKota (Pemko) Subulussalam.
Menindaklanjuti kabar mogoknya para Dokter di RSUD setempat ini, Wakil Walikota Subulussalam Drs Salmaza MAP langsung melakukan <span;>Inspeksi Mendadak (Sidak).
Disamping Wakil Walikota, Direktur RSUD ini membenarkan kabar mogok kerjanya para Dokter tersebut.
Informasinya, para Dokter ini mogok dikarenakan kontrak mereka bum juga dibayarkan oleh Pemerintah Kota (Pemko) Subulussalam, berjalan 6 (Enam) Bulan di tahun 2023 ini, ditambah lagi dengan gaji para tenaga medis, keamanan dan tenaga kebersihan di RSUD tersebut.
Dengan penuh pertimbangan, berikut pesan dari para Dokter tersebut, yang di kelola Linear.co.id, yang sangat menyentuh.
Pesan Para Dokter RSUD Subulussalam yang mogok kerja ini pun sangat menyentuh sekali, berikut 4 (Empat) pesannya.
Pertama, Berkenan insentif dan segala hal yg berkaitan sudah kita sounding jauh-jauh hari. Jadi aksi yang kita lakukan ini seharusnya sudah bisa di baca.
Selanjutnya, Bahwasanya aksi yang di lakukan mulai kemarin Kamis adalah aksi menuntut hak kita dan staf Rumah Sakit (RS) lainnya, yang sah dan pantas karena beberapa cara yang soft sudah kita lakukan tapi tidak membuahkan hasil.
Kemudian, yang paling menyedihkan tentu kondisi teman-teman perawat dan staf lainnya yang sudah berjalan 4 hingga 5 bulan ini tidak mendapatkan hak nya. Tapi terus menerus dipaksa bekerja menjalankan kewajiban.
Terakhir, Seperti yang pernah kita sampaikan saat audiensi dengan walikota di pendopo pada tahun lalu dengan kasus yang hampir sama, bahwa aksi mogok yang dilakukan ini adalah aksi yang agak berat, ibarat memakan buah simalakama.
Dengan aksi tersebut, tentunya para Pasien akan terlantar. Tapi jika tidak adanya kegiatan tersebut, medis dan paramedis yang akan terlantar.
Semoga aksi ini cepat berakhir setelah kita mendengar kabar baik dari pihak yang berkepentingan. Berat sama dipikul ringan sama dijinjing. Dengan kata penutupan menuliskan, RIF.
Untuk sementara, Linear.co.id belum mendapat informasi pastinya kapan akan berakhir aksi mogok kerja para Dokter spesialis di RSUD tersebut. (*)