Abdya

Nestapa Petani Kemarau Panjang, Lahan Kering Padi Malah Diserang Hama

340
×

Nestapa Petani Kemarau Panjang, Lahan Kering Padi Malah Diserang Hama

Sebarkan artikel ini
Foto : Lahan Pertanian di wilayah Kuala Batee kekeringan (Jimy pratama/Linear.co.id)

LINEAR.CO.ID | ACEH BARAT DAYA – Kekeringan mulai melanda sejumlah daerah akibat musim kemarau. Sektor pertanian juga mulai merasakan dampak karena areal persawahan mulai mengering.

Petani merasa resah karena tanaman padi yang sedang seharusnya sedang membutuhkan air mulai mengalami kekeringan. Kondisi itu seperti yang dialami petani di Kabupaten Aceh Barat Daya. Selasa (23-07-2024)

Situasi ini sangat terlihat di lahan pertanian warga di Kecamatan Kuala Batee kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).

Lahan sawah di wilayah ini sudah kering, tanah sudah mulai retak. Hujan sejak 2 bulan terakhir tidak turun. Sumber air yang biasanya digunakan untuk irigasi oleh para petani kini telah mengering.

Baca Juga :  Seekor Hiu Paus Terperangkap Jaring Nelayan di Pantai Susoh

“Musim kemarau yang berkepanjangan ini sangat merugikan pertanian. Biasanya, kami dapat menanam padi atau sayuran, tetapi saat ini tidak bisa melakukannya sama sekali karena lahan sawah tidak dapat dikerjakan”.

Tanah di sini saat ini sangat kering dan bahkan mengalami retakan hingga 15 hingga 20 sentimeter,” ujar M. Daud salah seorang petani.

Akibat kondisi ini, banyak petani terpaksa beralih profesi menjadi buruh serabutan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari selama musim kemarau yang berkepanjangan.

Selain itu para petani juga dilema lantaran padi mereka banyak yang diserang ulat maupun wereng.

Baca Juga :  Barak Militer Kompi di Setia Terbakar, BPBK Abdya 2 Jam Berjibaku Padamkan Api

” Kami sudah kewalahan menghadapi hama ini karena banyak sekali. Hal ini tidak seperti biasanya”. Sebutnya

Sementara itu kepala dinas Pertanian dan Pangan Hendri Yadi mengatakan, kekeringan maupun hama bahkan juga melanda hingga ke Pulau jawa.

” Saat ini stok obat sudah habis karena banyaknya kebutuhan, tahun ini yang paling parah hamanya”.(*)