BeritaDaerah

Lampu PJU Tak Berfungsi, Jalanan di Abdya Gelap Gulita

361
×

Lampu PJU Tak Berfungsi, Jalanan di Abdya Gelap Gulita

Sebarkan artikel ini
Lampu PJU
Lampu PJU Tak Berfungsi, Jalanan di Abdya Gelap Gulita

LINEAR.CO.ID |ACEH BARAT DAYA – Sejumlah ruas jalan di wilayah kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) gelap gulita, diduga lampu PJU tak berfungsi sebagaimana biasanya.

Pantauan LINEAR.CO.ID ,pada Selasa (19/09/2022), sepanjang dari kecamatan Babahrot hingga Lembah Sabil lampu PJU mati.

Hal itu sangat membahayakan pengguna jalan apalagi di sejumlah titik dijalan terdapat banyak lubang.

Sepanjang jalan itu terlihat gelap gulita, hanya sorot lampu dari kendaraan yang menerangi badan jalan. Kondisi demikian disebutkan telah berlangsung cukup lama, hingga membuat masyarakat dan pengguna jalan resah.

“Sudah lama sih, kondisinya gelap kalau malam. Nggak tahu itu kenapa lampu PJU-nya mati. Rawan juga kalau ada pejalan kali atau sesama kendaraan yang nggak hati-hati bisa terjadi kecelakaan,” kata Heri Fadli.

BACA JUGA : Hasil MotoGP Aragon, Enea Bastianini Menjadi Yang Tercepat

Ditambah lagi, jika keadaan musim penghujan itu bahkah lebih parah lagi lubang jalan sama sekali tak terlihat.

Baca Juga :  Polisi Berhasil Ungkap Tabir di Balik Pembunuhan Berencana di Aceh Tenggara

“Kalau jalan gelap begini kan rawan jika ada orang menyebrang tidak terlihat,” Sebutnya

Dirinya berharap kepada Dinas terkait agar segera mengatasi persoalan tersebut karena penerangan di jalan itu sangat penting.

BBM Naik, Sopir Angkutan Umum di Abdya Menjerit

Sejumlah sopir angkutan umum di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) mulai keluhkan harga BBM naik.

 

Sejak harga BBM mengalami kenaikan tempo hari menjadi keresahan tersendiri, pasalnya hal itu akan berdampak pada pendapatan. Sementara apabila menaikkan tarif harga penumpang akan lari.

Kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM dianggap seperti memelaratkan Sejumlah sopir angkutan umum. Pasca kebijakan itu disahkan, pendapatan para sopir semakin menurun.

“Sangat berdampak. Kami merasakan itu,” kata Rudi, seorang sopir mobil L300 Pick Up rute Abdya-Medan asal Blangpidie, Kamis, (8/9).

Dia mangatakan, dengan kondisi BBM yang saat ini naik penghasilan mereka dari mengantar fiber dari Blangpidie ke Medan sudah sangat kecil.

Baca Juga :  Polisi Berhasil Ungkap Tabir di Balik Pembunuhan Berencana di Aceh Tenggara

Harga saat ini, katanya, untuk satu fiber ikan diantar ke Medan ongkosnya Rp 200 ribu. Dari nominal itulah beban biaya perjalanan dan pulang.

“Ongkos sekarang hanya cukup untuk makan saja. Sangat susah sekarang,” sebut dia.

Kemudian, lanjutnya, dirinya dan para sejumlah sopir angkutan umum lainnya berniat menaikkan ongkos, namun, ditakuti pemberi jasa keberatan menyewa jasa mobil mereka.

“Serba salah juga, kalau naik harga sudah tidak mau pula toke menggunakan jasa mobil kita,” ucapnya.

Dirinya berharap, pasca naikknya BBM ini ada solusi bijak dari Organisasi Angkutan Darat (Organda) untuk duduk bersama mencari solusi.

“Tentu kita berharap ada kebijakan yang saling menguntungkan dari rapat bersama yang akan dilakukan Organda Abdya nanti,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *