LINEAR.CO.ID | ACEH BARAT DAYA – Penderitaan yang tak kunjung berakhir, mungkin itulah gambaran keadaan atau nasib seorang janda miskin dengan tiga orang anaknya yang hidup serba kekurangan di salah satu kecamatan Manggeng, kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya). Rabu (09-08-2023)
Saat ini Eka Suprawati beserta tiga buah hatinya tinggal di sebuah gubuk yang merupakan bekas kandang ayam.
Bekas kandang ayam yang dijadikan rumahnya itu hanya seluas 2,5 x 2,5 meter,
Dari pantauan media ini di gubuk itu, juga tidak tersedia kamar mandi. Semua aktifitas kebutuhan dasar keluarga itu dilakukan dalam gubuk tersebut, mulai dari tempat tidur hingga dapur untuk memasak.
“Untuk kamar mandi tidak ada, jika ingin mandi dan ke toilet, saya bersama tiga anak kandung saya pergi ke rumah orang tua yang tak jauh dari gubuk ayam KUB yang kami tempati ini,,” ungkap Eka.
Saat mencuci pakaian ujarnya, dia harus berjalan kaki hingga 1 km dari rumah menuju sungai.
“Saya tidak punya suami, suami saya sudah kawin lagi. Kami tidak memiliki harta, yang ada hanya anak tiga orang. Ketiga-tiganya masih bersekolah,” ucap Eka dengan mata berkaca-kaca.
Untuk biaya hidup sehari-harinya, Eka berkerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan pokok rumah tangga, di desa dia hanya menerima bantuan BLT Dana Desa yang diberikan Rp 300.000 per bulan oleh pemerintah desa Lhung Baroe.
“Apa saja mau saya kerjakan untuk memenuhi kebutuhan hidup anak saya, asalkan halal, seperti menyapu rumah tetangga, mencuci pakaian tetangga hingga memanen padi ‘ciding’ (padi yang tumbuh lagi usai panen) sawah orang lain,” sebutnya.
Atap rumah gubuk yang ditempati Eka juga kerap bocor. Untuk menyewa rumah ia mengaku tak punya uang. Eka diceraikan suaminya pada tahun 2015 silam. Sewaktu ada suami, ia mengaku saat itu masih sewa-sewa rumah.
“Harapan saya kepada pemerintah, kami bisa dibantu rumah yang layak huni. Tinggal di tempat bekas kandang ayam, selain itu sering juga sedih dan minder karena sering di ejek oleh teman-temannya dipanggil anak ayam. Meski demikian, saya tetap kasih semangat pada mereka agar jangan minder dan tetap mau bersekolah,” ujar Eka.
Dari data yang diperoleh media ini, Anak sulung Eka, Lhutfy Azhari, masih menempuh pendidikan di kelas I Madrasah Aliyah Swasta (MAS) Manggeng. Anak keduanya, Fachrol Arrazy, bersekolah di kelas 6 SD, dan yang bungsu, Alfathan Carloss, masih duduk di kelas 2 SD.
Berdasarkan informasi yang diketahui, pihak Baitul Mal Abdya telah terjun langsung ke lokasi rumah yang ditempati Eka dan anak-anaknya di Desa Lhung Baroe, Kecamatan Manggeng, Abdya.
“Kami telah meninjau langsung kondisi rumah Ibu Eka. Insyaallah, kami akan segera melaporkannya kepada Pak Pj Bupati, karena menurut pandangan kami, Ibu Eka sangat pantas mendapatkan bantuan rumah yang layak huni,” ucap Ketua Baitul Mal Abdya, Zulbaili Djuned yang didampingi anggota Salman Syarif, Tgk Hirman dan Tgk Syamsul Qamar.(*)