LINEAR.CO.ID | SUBULUSSALAM – Kerugian kelompok tani Napa Silak, Kampong Penanggalan Barat, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam, akibat banjir ditaksir mencapai Rp. 250 Juta rupiah, Kamis, (27/11/25).
Kerugian ini diakibatkan banjir yang menggenangi persawahan tanaman padi milik kelompok Tani Napa Silak, sejak selasa, 25/11, hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur daerah itu, hingga meluapnya sungai Lae Kombih.
“Akibat banjir, para petani persawahan tanaman padi kelompok Napa Silak mengalami kerugian dengan taksiran Rp 250 juta,” ujar ketua kelompok tani Napa Silak, Sahbudiyono.
Seluas 25 hektar persawahan warga disana, 10 hektar diantaranya mengalami gagal panen, sedangkan 15 hektare lainnya terdampak banjir mengakibatkan hasil panen tidak maksimal.
“Jika tidak gagal panen warga biasa mendapat hasil 4,5 Ton per hektarnya,” cetus Sahbudiyono.
Bencana banjir di persawahan petani padi ini, bukan kali pertama terjadi. Banjir tersebut, salah satu penyebab gagal panen dikala tingginya intensitas curah hujan hingga meluapnya bantaran sungai Lae Kombih.
Kendati, para petani berharap adanya pembangunan talut di sepadan sungai Lae Kombih sebagai pembatas sawah pertanian warga dengan Lae Kombih.
“Kita sangat berharap kepada pemerintah untuk membangun talut pembatas di sempadan aliran sungai lae kombih,” harap, Ketua Kelompok Tani Napa Silak Sahbudiyono.
Sebelumnya, Ketua Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kota Subulussalam, Hasbullah telah meninjau lokasi persawahan tanaman padi milik kelompok Napa Silak.
Disana, Hasbullah mendapati genangan air yang menenggelamkan sebagian besar tanaman padi warga itu. Berujung, Hasbullah meminta Pemerintah Kota (Pemko) Subulussalam segera memberikan perhatian khusus kepada petani padi yang mengalami gagal panen pada tahun ini.
Untuk sementata, setelah dua hari sebagian wilayah Kota Subulussalam terendam banjir. Awak media ini belum mendapat keterangan resmi dari Pemerintah setempat, terkait pananganan banjir yang melanda daerah Kota Sada kata itu. (*)


