LINEAR.CO.ID | SUBULUSSALAM – Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA) menyoroti kerusakan hutan yang terjadi di Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Kamis, (13/06/24).
Kerusakan hutan di wilayah itu, disebabkan karena adanya aktivitas PT. Sawit Panen Terus (SPT) yang terletak di Kecamatan Sultan Daulat, Kota setempat.
Yayasan HAkA menduga, kerusakan hutan itu terjadi karena adanya perusahaan perkebunan sawit baru yang melakukan pembukaan lahan di wilayah tersebut.
Hal ini ditandakan berdasarkan pemantauan yang dilakukan oleh Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA), melalui citra satelit terbaru Planet Scope serta alat bantu data GLAD Alert dari Global Forest Watch (GFW). Terindikasi adanya kerusakan hutan di area lokasi PT. Sawit Panen Terus (SPT).
Pemantauan yang dilakukan oleh Yayasan HAkA itu, menunjukkan bahwa kerusakan hutan di lokasi PT. Sawit Panen Terus (SPT) dimulai pada bulan Juli 2022, ditandai dengan pembukaan jalan berdasarkan analisis citra satelit pada bulan tersebut.
Kemudian, Kerusakan hutan di lokasi itu, kian terus bertambah setiap bulannya.
Bersumberkan data dari Raja perwakilan HAkA, total kerusakan hutan yang terjadi dari Juli 2022 sampai April 2024 mencapai 1.655 hektar.
Dengan 1.641 Hektare nya berada di Area Penggunaan Lain (APL) dan 14 Hektare kerusakan hutan sudah masuk ke dalam kawasan Hutan Lindung (HL).
Selain itu, sebagaian lokasi kerusakan hutan di lokasi tersebut juga terindikasi berada di dalam Kawasan Ekosistem Leuser (KEL), yang merupakan salah satu warisan alam yang sangat berharga, tidak hanya bagi Indonesia tetapi juga bagi dunia.
Karena kekayaan keanekaragaman hayati dan fungsi ekosistemnya yang vital. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa kerusakan hutan di dalam Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) mencapai luas 682 Hektare.
“Analisis ini menyoroti perlunya tindakan segera untuk mengatasi deforestasi di wilayah tersebut, mengingat pentingnya menjaga keanekaragaman hayati dan fungsi ekologis Kawasan Ekosistem Leuser (KEL),” terang Raja. (*)