Jakarta – Kabar terbaru mengenai hasil autopsi ulang jenazah Brigadir J cukup mencengangkan, faktanya ditemukan organ otak brigadir J tidak pada tempatnya. Namun usai dilakukan pembedahan bagian perut, ternyata ditemukan otak dalam kondisi dibungkus plastik.
Hasil autopsi ulang ini juga menemukan 11 temuan lain seperti ditemukannya lubang dikepala belakang Brigadir J. Selain itu, ditemukan juga lem perekat di bagian kepala yang diduga untuk menutupi bekas tembakan.
Baca Juga: Mahfud Md Sebut Hasil Otopsi Brigadir J Boleh Dibuka Untuk Publik
Tim forensik melakukan ekshumasi atau autopsi ulang jenazah Brigadir J atau Brigadir Yosua Hutabarat, di RSUD Sungai Bahar, Jambi, Rabu, (27/7/2022).
Seperti diketahui, publik dihebohkan dengan berita tewasnya Brigadir J Kadiv Propam Polri nonaktif, Irjen Ferdy Sambo, pasalnya kasus tersebut menuai banyak tanda tanya.
Dimulai dari kabar CCTV di rumah kejadian yang dikabarkan mati hingga keluarga Brigadir J merasa curiga dengan luka yang ada di tubuh Brigadir J. Keluarga yang merasa banyak kejanggalan akhirnya menuntut agar jenazah Brigadir J diautopsi ulang. Permintaan tersebut mereka sampaikan melalui kuasa hukumnya.
Autopsi ulang akhirnya dilakukan pada Selasa, 27 Juli 2022 oleh tim kedokteran forensik independen.
Baca Juga: Kapolres Jakarta Selatan Dinonaktifkan, Kombes Budhi Herdi Susianto Mengaku Ikhlas
Melansir dari klikbondowoso.com, Di tengah proses ini, Pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak mengatakan bahwa hasil autopsi ulang terhadap jenazah menunjukkan otak ajudan istri Ferdy Sambo itu
Kamaruddin Simanjuntak, menyampaikan hal ini dari keterangan tenaga medis yang ditunjuk oleh keluarga dan kuasa hukum Brigadir J untuk melakukan autopsi ulang terhadap jenazah.
Menurutnya, penunjukkan ini dilakukan karena adanya larangan bagi keluarga dan kuasa hukum untuk menyaksikan autopsi ulang jenazah Brigadir J dengan alasan pelanggaran kode etik kedokteran.
Baca Juga: Heboh Pesawat Bikin Macet Jalan Raya Parung, Ada Apa Sebenarnya?
“Jadi hanya yang berprofesi dokter maupun tenaga medis yang boleh melihat. Maka di jam-jam terakhir, diberikan kita tantangan apabila ada keluarga atau orang yang bisa dipercaya, boleh (menyaksikan) yang penting profesinya dokter atau di bidang kesehatan,” kata Kamaruddin Simanjuntak.
“Maka dalam waktu satu jam di malam hari menjelang penggalian, saya dapatkan dua. Mereka kita kasih surat tugas dan mereka lah yang mewakili kita untuk masuk ke ruang OK (operasi),” tambahnya.
Editor: Khalil
Sumber: klikbondowoso.com