Aceh TimurDaerah

Jembatan Asa, Ujung Tombak Para Politisi Kumpul Suara

609
×

Jembatan Asa, Ujung Tombak Para Politisi Kumpul Suara

Sebarkan artikel ini
Jembatan Asa, Ujung Tombak Para Politisi Kumpul Suara
Jembatan Asa, Ujung Tombak Para Politisi Kumpul Suara

LINEAR.CO.ID | ACEH TIMUR –  Besi tua jembatan itu terlihat sudah berkarat di makan usia dan di rendam air asin, besi tua itu sudah berpuluhan tahun berada di dua desa itu, sekarang besi tua itu terkihat sebagai pintu gerbang yang terbuka untuk para nelayan melewati boat dan sampan mareka.

Sandaran sampan dan boat para nelayan di dekat besi tua membuat pemandangan sore itu terlihat begitu indah, “Masya Allah begitu indah Ciptaan Allah,” Gumam penulis di hatinya.

Besi tua tersebut merupakan bangkai jembatan penghubung dua desa dalam kecamatan nurussalam yang ambruk beberapa tahun yang lalu.

Jembatan yang dibangun sejak tahun 2000 tersebut mulai rusak seiring berjalannya waktu.

Sebelum putus jembatan tersebut di perbaiki dengan anggaran swadaya masyarakat seadanya agar masih bisa tetap digunakan.

Naas, pada sabtu malam pada 3 Maret 2020, jembatan beralas papan dan leger besi tersebut ambruk akibat dilintasi mobil panther membawa rombongan tahlilan.

Saat mobil melintasi besi itu leger yang sudah rapuh dimakan usia pun patah yang membuat rombongan tecebur ke dalam sungai, namun semuanya terselamatkan.

Sampai saat ini tidak sedikit warga yang berang terhadap pemerintah yang dianggap mengabaikan rintihan rakyat.

Bagaimana tidak, akses tersebut lintas utama aktifitas warga dalam mencari rupiah dan juga untuk dilintasi para anak-anak yang menuntut ilmu.

Di tahun 2019, masyarakat menaruh harapan besar pada sejumlah caleg yang maju kursi Legeslatif baik itu DPRK, DPRA dan DPR-RI untuk pembangunan jembatan tersebut.

Ada dari mareka yang datang untuk melihat jembatan tersebut dengan menebar janji-janji manis.

Ada diantara mareka yang datang, hari ini sudah menduduki kursi Dewan namun kepedulian mareka lupa akan janji palsu mareka.

“Dulu ada beberapa caleg DPR-RI dan bahkan sekarang sudah menjabat anggota DPR-RI datang kemari untuk melihat akses tersebut, ada diantra mareka yang berjanji akan berupaya membantu lobi agar skses tersebut di bangun,tapi kami rasa itu hanya janji manis saja,” ujar Husaini, Panglima Laot Lhok Dalam kepada Penulis

Hari ini masyarakat hanya menunggu sesuatu yang tidak pernah kunjung tiba.

Warga desa sudah apatis, apakah jembatan itu akan diperbaiki atau tidak.

“Lebih baik kami pergi ke tambak mencari ikan dari pada pusing memikirkan jembatan yang tak pernah kunjung diperbaiki,” tukas Husaini menutup pembicaraan.

Pada tahun 2022, kembali jembatan tersebut menjadi perbincangan para masyarakat, pasalnya akan ada perbaikan jembatan tersebut, namun pembangunan itu belum di ketahui kapan akan selesai.

Apakah Akses tersebut akan tetap menjadi bahan kompanye untuk kepentingan para elit politik?

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *