Abdya
Beranda | Harga Gabah Anjlok di Abdya, Diduga Ada Permainan Harga

Harga Gabah Anjlok di Abdya, Diduga Ada Permainan Harga

Foto : Ketua Kelompok Tani di Kecamatan Kuala Batee, Ibrahim bin Abdul Jalil, mengatakan, kondisi tersebut berbanding terbalik dengan harga beras di pasaran yang saat ini masih tinggi, bahkan cenderung semakin naik.

LINEAR.CO.ID | ACEH BARAT DAYA – Petani di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) menghadapi situasi sulit.

Harga gabah hasil panen yang semula menyentuh Rp 8.300 per Kilogram (Kg), kini anjlok tajam menjadi Rp 6.300 per Kg.

Salah seorang Ketua Kelompok Tani di Kecamatan Kuala Batee, Ibrahim bin Abdul Jalil, mengatakan, kondisi tersebut berbanding terbalik dengan harga beras di pasaran yang saat ini masih tinggi, bahkan cenderung semakin naik.

Selama ini kami bekerja keras siang malam, tapi harga gabah justru dimonopoli.

Kami meminta perhatian serius pemerintah, khususnya DPRK Abdya, agar menertibkan tengkulak dan agen yang mempermainkan harga,” ujar Ibrahim, Rabu (27-8-2025).

PT Abdya Mineral Prima Diduga Serobot Tanah Warga

Ibrahim mengungkap, mayoritas masyarakat Abdya yang menggantungkan hidup dari sawah kini terjepit antara biaya produksi tinggi dan harga jual gabah yang ditekan oleh tengkulak serta pengusaha kilang padi.

Ia menilai, dugaan adanya permainan harga di tingkat tengkulak sangat merugikan petani kecil yang selama ini hanya berharap pada hasil panen untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

“Tentu kondisi ini sangat disayangkan, usaha dan kerja keras keringat petani selama 4 bulan menunggu panen terlewatkan dengan sia-sia,” katanya.

Ia juga mengingatkan bahwa Presiden Prabowo Subianto bersama Menteri Pertanian telah menekankan pentingnya menghargai hasil panen petani demi meningkatkan kesejahteraan.

Kalau masih melanggar, cabut saja izin usaha mereka,” tegasnya.

Yuk Nikmati! Perumda Tirta Abdya Diskon Pasang Baru Jaringan Air Bersih Bulan Ini

Selain itu, Ibrahim mendorong Pemkab Abdya mendirikan pabrik pengolahan beras milik daerah di kawasan Kuala Batee–Babahrot.

Pabrik itu, katanya, bisa menjadi penampung gabah dengan harga wajar, sekaligus memproduksi beras dengan merek lokal.

Ibrahim mendorong pemerintah daerah harus segera mengambil langkah nyata.

Menurutnya, pemerintah perlu membuat regulasi atau qanun yang mengikat, agar pengusaha dan agen tidak lagi mempermainkan harga.(*)

Satres Narkoba Abdya Ringkus Dua Pemakai Sabu, Begini Kronologi Penangkapannya
×
×