LINEAR.CO.ID | LHOKSUKON – Mahasiswa Intistut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe melakukan aksi penolakan kenaikan harga BBM di depan kantor DPRK Aceh Utara.
Aksi yang berlangsung pada Kamis (8/9), itu menuntut DPRK Aceh Utara untuk menerima petisi tuntutan penolakan harga BBM.
“Tujuan aksi hari ini adalah membela kepentingan rakyat, dengan melakukan penolakan terhadap tarif BBM yang naik,” ujar Koordinator Lapangan Muhammad Gema Istiqlal
BACA JUGA: BBM Naik, Sopir Angkutan Umum di Abdya Menjerit
Mahasiswa mendesak beberapa poin tuntutan untuk ditanda tangani oleh DPRK Aceh Utara. adapun poin tuntutan tersebut yaitu
Selain menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Subsidi. Mahasiswa juga mengutuk keras kepada pemerintah untuk memberantas mafia minyak dan gas.
“Yang ketiga menolak tarif dasar listrik, membatalkan IKN yang membebankan APBN, serta mendesak pemerintah untuk memberantasi kasus pelanggaran HAM,” jelasnya.
BACA JUGA: Demo BBM Naik di Banda Aceh Ricuh
Adapun tuntutan terkait isu daerah mahasiswa meminta pemerintah daerah untuk selesaikan konflik agraria, mendesak pemerintah untuk mengecek AMDAL PT. Lintas Krueng Pase. Serta mendesak pemerintah menanggani kelangkaan pupuk subsidi.
Sementara itu pihak Dewan Perwakilan Rakyat Kota Aceh Utara, Terpiadi dari Fraksi Gerindra dan Anjir dari fraksi Nasdem menyambut baik kedatangan mahasiswa dan mendukung petisi yang dibawa mahasiswa.
“Kami sepakat dengan semua tuntutan mahasiswa, semua tuntutan tersebut akan kami terus kan dengan lembaga diatas, kami DPRK Aceh Utara juga menolak kenaikan BBM,” papar Terpiadi.
Hal yang sama disampaikan Anjir dalam wawancaranya dengan media bahwa ketidak siapan masyarakat dengan kondisi ekonomi yang melemah dapat menyebabkan keresahan yang berkelenjutan.
BACA JUGA: Haji Uma Ingatkan Pemerintah Pertimbangkan Kebijakan Soal Harga BBM
“Ditengah kondisi yang sangat sulit, pemerintah terlalu terburu-buru menaikkan harga BBM hingga mennyebabkan menyebabkan keresahan yang berkelenjutan,” tutupnya.