LINEAR.CO.ID | ACEH TIMUR — Banjir yang melanda Aceh Timur sejak 26 November lalu memang mulai surut, namun kehidupan warga belum kembali seperti sedia kala. Lumpur masih menempel di badan jalan, beberapa rumah belum layak dihuni, dan sebagian keluarga masih bertahan di pos-pos pengungsian sambil berharap situasi cepat pulih.
Di tengah upaya pemerintah menyalurkan bantuan makanan dan minuman bagi warga terdampak, muncul persoalan lain yang ikut membebani masyarakat: gas Elpiji 3 kilogram semakin sulit didapatkan.
Keluhan ini disampaikan oleh salah satu warga, Dedi Saputra SH, Senin (1/12/2025). Menurutnya, warga yang sedang berjuang memulihkan kehidupan pascabencana kini terpaksa menghadapi kesulitan tambahan untuk memenuhi kebutuhan memasak sehari-hari.
“Saat situasi masih serba terbatas, warga justru kesulitan mendapatkan gas Elpiji 3 kg. Bahkan, di beberapa tempat kami menemukan pedagang menjual di atas harga eceran tetap,” kata Dedi Saputra
Bagi sebagian keluarga di pengungsian, satu tabung gas bukan sekadar kebutuhan dapur—itu berarti bisa menyajikan makanan hangat untuk anak-anak, orang tua, dan anggota keluarga lain yang masih beradaptasi dengan kondisi pascabanjir. Karena itu, kelangkaan ini terasa sangat berat.
Suriadi berharap pemerintah daerah segera mengambil langkah cepat untuk memastikan distribusi gas kembali normal.
“Masyarakat sudah cukup lelah menghadapi musibah. Jangan sampai mereka dipersulit lagi dengan sulitnya mendapatkan gas Elpiji,” ujarnya.
Di tengah masa pemulihan ini, warga Aceh Timur terus bergotong royong membersihkan rumah, memperbaiki jalan kampung, dan membantu sesama. Namun kebutuhan dasar seperti energi rumah tangga tetap menjadi faktor penting agar kehidupan bisa berangsur pulih dari sekadar menyeduh air panas hingga menanak nasi untuk keluarga.


