LINEAR.CO.ID | BANDA ACEH – Aksi penolakan BBM Naik di gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh Banda Aceh, yang dilakukan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UIN Ar-Raniry Banda Aceh diwarnai kericuhan.
Aksi demontrasi BBM Naik yang berlangsung pada Rabu 7 September 2022 tersebut, dihadiri oleh seribu orang dari kalangan mahasiswa, eskalasi meningkat dan terjadi aksi saling dorong dengan petugas, pengerusakan pagar, pelemparan batu, hingga membakar papan bunga yang terpasang di jalan.
Aksi saling dorong terjadi saat peserta aksi meminta untuk masuk dan menemui DPR Aceh. Namun petugas menghalangi sehingga terjadinya gesekan yang membuat benturan antara petugas kepolisian dengan mahasiswa.
“Sebelum terlibat aksi saling dorong, kami sudah memberikan imbauan agar pendemo menyampaikan aspirasinya dengan tertib. Namun, himbauan tersebut tidak digrubis dan mulai bertindak anarkis. Kemudian, atas nama undang-undang petugas terpaksa membubarkan massa dengan menembakkan gas air mata dan water canon,” ujar Kabid Humas Polda Aceh Kombes Winardy.
Dalam upaya penindakan kepolisian tersebut, kata Winardy, tiga orang mahasiswa dan lima anggota polisi yang sedang melakukan pengamanan terluka, serta harus mendapat penanganan medis.
“Ada delapan orang yang terluka, lima polisi dan tiga orang mahasiswa. Mereka sudah dapatkan perawatan,” jelasnya.
Setelah dibubarkan, peserta aksi demontrasi sempat bertahan di ruas jalan Daud Beureueh, dan pukul 17.00 WIB baru benar-benar membubarkan diri dan kembali ke tempat masing-masing.
“Mahasiswa sudah membubarkan diri pada pukul 17.00 WIB. Namun, kita tetap tempatkan personel untuk pengamanan di gedung DPR Aceh untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan,” papar Winardy.