Abdya
Beranda | Bupati Safaruddin Gandeng Apri Sebagai Mitra Dalam Proses Pengusulan WPR

Bupati Safaruddin Gandeng Apri Sebagai Mitra Dalam Proses Pengusulan WPR

Foto : Ketua APRI Abdya, Syahril, didampingi Sekretaris Irmansyah Marzuki, Bendahara Idris Adami dan sejumlah pengurus lainnya datang membawa harapan besar. Di hadapan Bupati, Syahril memaparkan rencana pihaknya untuk mengusulkan 47 titik di 47 desa sebagai Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR).

LINEAR.CO.ID | ACEH BARAT DAYA – Bupati Aceh Barat Daya (Abdya) Safaruddin siap gandeng Asosiasi Penambang Rakyat Indonesia (APRI) Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) untuk pengusulan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR). Rabu (08-10-2025)

Dr. Safaruddin menyambut hangat para pengurus Asosiasi Penambang Rakyat Indonesia (APRI) Abdya yang datang berkunjung ke bupati setempat.

Pertemuan itu bukan sekadar silaturahmi biasa. Ini menjadi titik penting untuk membicarakan masa depan tambang rakyat di Bumi Breuh Sigupai, masa depan yang ingin lebih adil, legal, dan berkelanjutan.

Ketua APRI Abdya, Syahril, didampingi Sekretaris Irmansyah Marzuki, Bendahara Idris Adami dan sejumlah pengurus lainnya datang membawa harapan besar. Di hadapan Bupati, Syahril memaparkan rencana pihaknya untuk mengusulkan 47 titik di 47 desa sebagai Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR).

“Kami ingin masyarakat bisa menikmati hasil bumi di tanah sendiri, secara legal dan berkelanjutan. Dengan WPR, penambang kecil bisa bekerja dengan tenang tanpa harus khawatir dianggap melanggar hukum,” ujar Syahril, dengan nada penuh semangat.

Bupati Abdya Tekankan Pelaku Usaha Tambang dan Sawit taati aturan Demi Memajukan Daerah

Bupati Safaruddin mendengarkan dengan seksama. Sesekali ia mengangguk, matanya menunjukkan ketertarikan sekaligus kehati-hatian. Saat berbicara, suaranya tegas namun bersahabat.

“Saya menyambut baik niat ini. Tapi ingat, tambang rakyat harus berpihak pada kesejahteraan rakyat, bukan kerusakan,” ujarnya, menekankan pesan yang menjadi ruh dari seluruh pembicaraan malam itu.

Safaruddin menegaskan, pemerintah daerah siap menggandeng APRI Abdya sebagai mitra dalam proses pengusulan WPR kepada Pemerintah Aceh dan Kementerian ESDM. Namun ada satu syarat utama, yaitu semua aktivitas tambang rakyat harus menjaga lingkungan dan tertib administrasi.

“Kalau kita mau legal, kita juga harus siap mengikuti aturan. Jangan sampai WPR dijadikan alasan untuk merusak alam atau menimbulkan konflik baru,” katanya mengingatkan.

Tak hanya itu, Bupati juga menaruh perhatian besar pada keselamatan kerja. Ia meminta agar setiap penambang rakyat dilengkapi alat pelindung diri (K3) agar terhindar dari risiko kecelakaan di lapangan.

APRI Dukung Penuh Bupati Safaruddin, Rencana Usulan WPR Disambut Positif

“Keselamatan pekerja itu harga mati. Mereka bukan hanya penambang, tapi tulang punggung keluarga,” tambahnya.

Suasana pertemuan pun berubah menjadi dialog terbuka dan hangat. Para penambang bebas menyampaikan aspirasinya, sementara Bupati dengan sabar mendengar satu per satu. Tak tampak jarak antara pemimpin dan rakyat malam itu, hanya ada tekad bersama untuk mencari solusi yang adil dan berkelanjutan.

Pertemuan di pendopo itu akhirnya ditutup dengan kesepakatan, yaitu pemerintah dan APRI Abdya akan membentuk tim kecil untuk memetakan potensi tambang rakyat secara teknis dan administratif, sebelum diajukan resmi sebagai WPR.

“Ini langkah awal menuju tambang rakyat yang benar-benar untuk rakyat,” ujar Bupati Safaruddin sambil tersenyum.

Syahril pun menimpali dengan nada optimistis, “Kami siap bekerja sama. Yang penting masyarakat kecil punya ruang untuk hidup dan bekerja secara layak,” imbuh Syahril dengan penuh harap.

47 Desa di Abdya Masuk Peta Calon WPR, APRI Tunggu Respons Bupati

Di bawah langit malam Blangpidie yang tenang, tekad kedua belah pihak seolah berpadu. Malam itu mengajarkan bahwa pembangunan sejati bukan sekadar tentang investasi besar, tetapi tentang menghadirkan keadilan dan harapan bagi mereka yang menggantungkan hidup dari tanah tempat mereka berpijak. (*)

×
×