LINEAR.CO.ID | ACEH BARAT DAYA – Sejumlah sopir angkutan umum di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) mulai keluhkan harga BBM naik.
Sejak harga BBM mengalami kenaikan tempo hari menjadi keresahan tersendiri, pasalnya hal itu akan berdampak pada pendapatan. Sementara apabila menaikkan tarif harga penumpang akan lari.
Kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM dianggap seperti memelaratkan Sejumlah sopir angkutan umum. Pasca kebijakan itu disahkan, pendapatan para sopir semakin menurun.
“Sangat berdampak. Kami merasakan itu,” kata Rudi, seorang sopir mobil L300 Pick Up rute Abdya-Medan asal Blangpidie, Kamis, (8/9).
Dia mangatakan, dengan kondisi BBM yang saat ini naik penghasilan mereka dari mengantar fiber dari Blangpidie ke Medan sudah sangat kecil.
Harga saat ini, katanya, untuk satu fiber ikan diantar ke Medan ongkosnya Rp 200 ribu. Dari nominal itulah beban biaya perjalanan dan pulang.
“Ongkos sekarang hanya cukup untuk makan saja. Sangat susah sekarang,” sebut dia.
Kemudian, lanjutnya, dirinya dan para sejumlah sopir angkutan umum lainnya berniat menaikkan ongkos, namun, ditakuti pemberi jasa keberatan menyewa jasa mobil mereka.
“Serba salah juga, kalau naik harga sudah tidak mau pula toke menggunakan jasa mobil kita,” ucapnya.
Dirinya berharap, pasca naikknya BBM ini ada solusi bijak dari Organisasi Angkutan Darat (Organda) untuk duduk bersama mencari solusi.
“Tentu kita berharap ada kebijakan yang saling menguntungkan dari rapat bersama yang akan dilakukan Organda Abdya nanti,” katanya.