LINEAR.CO.ID | ACEH UTARA – Forum Komunikasi Mahasiswa (FKM) Pasee Aceh menyampaikan sikap kecaman keras dan tegas atas tindakan represif yang dilakukan oleh oknum aparat TNI terhadap massa Aksi Damai yang mengatas namakan Gerakan Rakyat Aceh Bersatu (GRAB) yang berlangsung di Aceh Utara.
Aksi GRAB sejak awal merupakan aksi damai dan murni kemanusiaan, digelar sebagai bentuk jeritan rakyat Aceh yang hingga hari ini masih bergulat dengan penderitaan akibat bencana alam besar. Massa turun ke jalan untuk menyuarakan satu tuntutan utama, yakni mendesak Pemerintah Republik Indonesia agar menetapkan Aceh sebagai wilayah Bencana Nasional, demi percepatan bantuan dan pemulihan menyeluruh.
Namun, dalam pelaksanaannya, aksi damai tersebut justru dicederai oleh tindakan aparat TNI yang tidak memahami konteks dan tujuan aksi.
“Tindakan TNI yang membawa 3 mobil REO itu memperlihatkan seakan kami mau perang dengan negara, apa fungsi mereka sebenarnya?” Ujar Khussyairi, Presiden FKM Pasee Aceh, 25 Desember 2025.
Dalam massa aksi damai beberapa masyarakat membawa Bendera Bulan Bintang, dan sempat menerima beberapa tindakan yang tidak profesional dari TNI dengan adanya pemukulan, dorongan-dorongan dan intimidasi terhadap peserta aksi.
“Tindakan seperti ini tidak bisa di biarkan, ini seakan DOM terjadi di aceh, Bendera Bulan Bintang itu bendera SAH di Aceh tertuang jelas dalam Qanun no 2 tahun 2013” Tegas Khussyairi.
Rakyat yang sedang berduka dan menuntut keadilan tidak boleh diperlakukan sebagai musuh negara. Suara rakyat tidak akan pernah bisa dipukul mundur. Selama keadilan belum ditegakkan dan penderitaan rakyat Aceh belum ditangani secara serius, maka perjuangan ini akan terus berlanjut.


