Banda Aceh
Beranda | Di Pengungsian Korban Banjir Aceh, Yayasan Geutanyoe Temukan Bayi Diberi Mi Instan untuk Bertahan Hidup

Di Pengungsian Korban Banjir Aceh, Yayasan Geutanyoe Temukan Bayi Diberi Mi Instan untuk Bertahan Hidup

Ilustrasi Tenda Pengungsian. Foto | RRI

LINEAR.CO.ID | BANDA ACEHBanyak anak-anak di Aceh terdampak banjir dan tanah longsor pada akhir November 2025. Hampir 100 ribuan anak kehilangan tempat tinggal akibat disapu banjir bandang.

“Lebih menyedihkan lagi, anak bayi harus diberikan mi instan oleh orang tuanya demi untuk menyambung hidup. Kondisi ini kita temukan di semua tempat pengungsian yang lokasi terdampak banjir parah baik di Aceh Utara, Bireuen, Pidie Jaya, Aceh Tamiang, Aceh Tengah, Bener Meriah, dan sejumlah pengungsi lainnya,” kata Koordinator Yayasan Geutanyoe, Nasruddin, dalam keterangannya, Rabu, 17 Desember 2025.

Nasruddin menyebut pihaknya sudah melihat sendiri anak-anak yang hanya bisa menangis lantaran tidak ada susu formula yang tersedia. “Mereka hanya diberi mi instan sebagai pengganti makanan, sungguh sangat miris,” ungkapnya.

Dia sangat berharap kepada semua pihak agar memprioritaskan bantuan perlengkapan bayi dan makanan bergizi untuk bayi dan balita. Anak-anak itu membutuhkan nutrisi yang cukup untuk tumbuh dan berkembang. “Mi instan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka,” ujar Nasruddin.

Menurut Nasruddin, Yayasan Geutanyoe telah melakukan survei dan menemukan anak-anak di Aceh sangat terdampak oleh bencana tersebut. Mereka kehilangan akses ke sekolah, layanan kesehatan, dan kebutuhan dasar lainnya.

Jembatan Bailey Awe Geutah Dibuka Pada 18 Desember 2025

“Kami telah melakukan upaya bantuan darurat. Namun, kami masih membutuhkan dukungan lebih lanjut untuk membantu anak-anak ini. Kami berharap agar pemerintah dan organisasi lainnya dapat membantu untuk menyediakan bantuan yang memadai,” ucap Nasruddin.

Yayasan Geutanyoe juga menekankan bahwa anak-anak yang terdampak bencana ini membutuhkan dukungan psikologis dan emosional. Mereka harus diberikan kesempatan untuk kembali ke sekolah atau menjalani kehidupan dengan normal.

“Kami akan terus bekerja sama dengan pemerintah maupun lembaga-lembaga lainnya untuk membantu anak-anak di Aceh. Tentunya dengan harapan agar mereka bisa memiliki masa depan yang cerah,” pungkas Nasruddin.

×
×