LINEAR.CO.ID | ACEH TENGAH — Di tengah banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah Aceh Tengah, publik mulai mempertanyakan keberadaan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Tengah yang tidak terlihat dalam berbagai aktivitas penanganan bencana.
Ketidakhadirannya menimbulkan sorotan tajam, terutama karena beberapa anggota DPRK lain terlihat turun langsung ke lapangan membantu warga.
Sejumlah relawan dan masyarakat di lokasi terdampak mengaku tidak melihat kehadiran Ketua DPRK dalam proses evakuasi, pendataan korban, maupun penyaluran logistik. Kondisi ini memicu persepsi bahwa kepemimpinan legislatif daerah tidak berjalan maksimal di saat masyarakat membutuhkan representasi politik yang kuat.
Sorotan juga datang dari kalangan mahasiswa. Teuku Muhammad Faris Abqari, salah satu mahasiswa Aceh Tengah, menyampaikan kritik terbuka terhadap menghilangnya figur Ketua DPRK dalam momen krisis ini.
“Kami melihat beberapa anggota DPRK hadir, tapi ketua dewan justru tidak tampak sama sekali. Di tengah situasi bencana sebesar ini, publik wajar bertanya: ke mana ketua DPRK ketika masyarakat membutuhkan kepemimpinannya?” ujarnya.
Faris menegaskan bahwa jabatan ketua dewan membawa tanggung jawab moral yang lebih besar dibanding anggota biasa.
“Ketua DPRK bukan hanya pemimpin internal dewan, tapi simbol representasi rakyat. Ketidakhadirannya membuat masyarakat bertanya-tanya tentang komitmen kepemimpinan politik di daerah ini,” tambahnya.
Mahasiswa tersebut juga mendesak agar lembaga DPRK lebih menunjukkan solidaritas dan respon cepat, terutama melalui peran Ketua DPRK yang semestinya menjadi figur sentral ketika terjadi keadaan darurat.
Evaluasi terhadap peran dan kehadiran pimpinan legislatif ini dianggap penting agar kepercayaan publik tidak terus tergerus, mengingat bencana masih berlangsung dan ribuan warga masih membutuhkan perhatian serius dari semua pemangku kepentingan.


