LINEAR.CO.ID | BANDA ACEH – Aceh kini tercatat sebagai salah satu provinsi dengan capaian literasi yang terus meningkat. Berdasarkan data Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) tahun 2024, Aceh berhasil melampaui rata-rata nasional, menunjukkan bahwa gerakan literasi di daerah ini bukan sekadar wacana, melainkan kenyataan yang tumbuh dari akar komunitas.
Namun, capaian ini bukan alasan untuk berpuas diri. Justru di tengah pencapaian tersebut, Distrik Berisik Aceh dan Ikatan Mahasiswa Banda Aceh (IKAMBA) menginisiasi kegiatan Lapak Baca Kota sebagai bentuk komitmen untuk menjaga dan memperluas dampak literasi di ruang publik.
Bertempat di Taman Bustanussalatin, kegiatan ini menghadirkan buku-buku dari berbagai genre yang dibentangkan secara terbuka dan gratis untuk dibaca oleh masyarakat.
Anak-anak, pelajar, mahasiswa, hingga warga sekitar tampak antusias menikmati suasana yang menghidupkan kembali budaya membaca di tengah kota.
Koordinator Distrik Berisik Aceh, Dimas Alva Lyhandra, menyebut kegiatan ini sebagai upaya mempertahankan semangat literasi yang telah dibangun. “Literasi bukan hanya soal angka, tapi soal kebiasaan. Kami ingin menjaganya tetap hidup di ruang-ruang publik.”
Ketua IKAMBA M. Geubry Al Fattah Budian, menambahkan bahwa mahasiswa memiliki peran strategis dalam memastikan literasi tidak hanya menjadi program pemerintah, tetapi gerakan sosial yang berkelanjutan. “Lapak Baca Kota adalah ruang transformatif. Di sini, membaca bukan kewajiban, tapi kesenangan yang dibagikan,” katanya.
Kegiatan ini juga menjadi ruang diskusi, pertunjukan seni, dan donasi buku, memperkuat ekosistem literasi yang partisipatif dan inklusif.
Dengan semangat kolaboratif, Lapak Baca Kota menjadi simbol bahwa mempertahankan literasi bukan hanya tugas institusi, tetapi tanggung jawab bersama.
Distrik Berisik Aceh dan IKAMBA berencana menghadirkan kegiatan serupa secara berkala di berbagai titik kota Banda Aceh, sekaligus membuka ruang kolaborasi dengan komunitas lain, sekolah, dan pemerintah daerah.
Di tengah capaian yang membanggakan, gerakan ini menjadi pengingat bahwa literasi harus terus dirawat agar tidak kembali redup.


