LINEAR.CO.ID | LHOKSEUMAWE – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) kota Lhokseumawe, melakukan audiensi dengan DPRK kota Lhokseumawe untuk menolak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Sekretaris PMII Kota Lhokseumawe Arif Panjaitan mengatakan kepada linear.co.id pada, Senin (5/9/2022), audiensi tersebut untuk menolak BBM naik serta mendesak pemerintah serius dalam menanggani mafia minyak.
“Kami dengan tegas menolak Kenaikan BBM, karna meninjau keadaan masyarakat yang belum sepenuhnya pulih dari dampak pandemi Covid-19 yang telah melanda Indonesia dan dunia dari akhir tahun 2019 sampai dengan akhir tahun 2021. Ditambah lagi dengan kebijakan pemerintah yang baru menaikkan harga BBM tentu saja hal ini menambah beban masyarakat menengah ke bawah yang tidak bisa terlepas dari BBM setiap harinya,” katanya.
Dikatakan Arif, dalam pertemuan tersebut pihaknya menuntut empat tuntutan agar persoalan BBM bisa dituntaskan dan masyarakat tidak menderita.
“Pertama kami menolak secara tegas kebijakan kenaikan harga BBM bersubsidi. Karena kbijakatan terebut jelas akan membuat masyarakat sengsara,” paparnya.
Kedua mendesak pemerintah untuk acara serius dan sungguh-sungguh memberantas mafia minyak, ketiga mendesak pemerintah untuk segera menerapkan kebijakan subsidi tepat sasaran. Serta mendorong pemerintah untuk membuka keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan penyaluran BBM bersubsidi.
“kami menegaskan, agar pemerintah melibatkan masyarakat dan mahasiswa dalam pelaksanaan penyaluran BBM bersubsidi, agar penyaluran BBM bersubsidi dapat disalurkan dengan tepat sasaran, tegasnya,” tegas Arif.
Sementara itu, wakil ketua DPRK kota Lhokseumawe T. Sofianus menjelaskan bahwa pihaknya akan meneruskan tuntutan sahabat PMII.
“Iya nanti kita akan mengundang pihak Pertamina dan pihak kepolisian, untuk melakukan audiensi lanjutan agar aspirasi ini tercapai dan bisa ditindak lanjuti,” paparnya.