Berita Opini
Beranda | Eksploitasi Energi di Pesisir Ancam Ekosistem dan Kehidupan Masyarakat, Indonesia Perlu Bertindak Cepat

Eksploitasi Energi di Pesisir Ancam Ekosistem dan Kehidupan Masyarakat, Indonesia Perlu Bertindak Cepat

Penulis: Muhammad Alwan, Ketua bidang Lingkungan Energi DEM Aceh

LINEAR.CO.ID | BANDA ACEH – Aktivitas energi di kawasan pesisir Indonesia terus meningkat seiring dengan kebutuhan energi nasional yang kian melonjak. Namun, di balik geliat pembangunan infrastruktur energi, mulai dari eksplorasi minyak dan gas lepas pantai hingga proyek energi terbarukan, ancaman besar terhadap keberlangsungan ekosistem pesisir kini menjadi sorotan serius para peneliti dan pemerhati lingkungan.

Ekosistem Pesisir di Persimpangan Jalan
Indonesia memiliki salah satu garis pantai terpanjang di dunia dengan ekosistem pesisir yang kaya, termasuk mangrove, padang lamun, dan terumbu karang. Ekosistem ini tidak hanya menjadi rumah bagi ribuan spesies, tetapi juga benteng alami yang melindungi daratan dari abrasi, sekaligus penyimpan karbon biru yang berperan penting dalam mitigasi perubahan iklim. Namun, data terbaru menunjukkan bahwa selama satu dekade terakhir, luas hutan mangrove Indonesia telah berkurang secara signifikan. Kehilangannya berarti membuka pintu bagi bencana ekologis”.

Energi: Pendorong Ekonomi, Ancaman Lingkungan
Aktivitas energi, khususnya eksplorasi minyak dan gas lepas pantai, sering kali menimbulkan kerusakan fisik pada habitat laut. Pengeboran, pembuangan limbah, hingga risiko kebocoran minyak berpotensi menghancurkan ekosistem yang telah terbentuk selama ratusan tahun. Kasus tumpahan minyak Deepwater Horizon di Teluk Meksiko tahun 2010 menjadi pelajaran pahit: 134 juta galon minyak mencemari laut, membunuh jutaan biota, dan menurunkan kualitas lingkungan selama lebih dari satu dekade. Selain itu, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di kawasan pesisir juga menyumbang pencemaran termal. Air pendingin yang dibuang kembali ke laut meningkatkan suhu perairan, memicu pemutihan terumbu karang, dan mengganggu keseimbangan ekosistem. Tidak hanya ekosistem, masyarakat pesisir pun ikut terdampak. Penurunan stok ikan, kerusakan habitat pemijahan, serta abrasi pantai mengancam mata pencaharian nelayan dan menambah kerentanan sosial-ekonomi.

Energi Terbarukan: Solusi atau Tantangan Baru?
Pemerintah mendorong pengembangan energi terbarukan, termasuk pembangkit listrik tenaga angin (offshore wind) di beberapa wilayah perairan. Meski ramah karbon, proyek ini juga menimbulkan perdebatan. Studi di Nature Communications menyebutkan bahwa pembangunan turbin angin lepas pantai dapat memengaruhi migrasi burung laut, mamalia laut, dan mengubah dinamika ekosistem dasar laut. Dampak positif seperti peningkatan habitat ikan baru memang ada, namun jumlahnya masih terbatas.

Kebijakan Lingkungan: Antara Regulasi dan Implementasi
Berbagai kebijakan telah diterbitkan, namun implementasinya di lapangan sering lemah. Kajian World Bank menegaskan bahwa proyek energi lepas pantai harus mempertimbangkan risiko perubahan iklim, seperti kenaikan permukaan laut dan badai yang semakin intens. Sayangnya, banyak proyek yang belum sepenuhnya memperhitungkan aspek ini.

Penasehat Hukum Mawardi Basyah Minta Kliennya di Bebaskan

Seruan untuk Indonesia
Indonesia berada pada titik krusial. Jika pengelolaan energi tidak disertai perlindungan lingkungan, kerugian ekologis dan sosial akan lebih besar dari keuntungan ekonomi yang diperoleh. Pengalaman negara lain menunjukkan, biaya pemulihan ekosistem jauh lebih mahal dibandingkan upaya pencegahan. “Pesisir adalah garda terdepan kita melawan perubahan iklim. Kita tidak bisa terus mengorbankannya atas nama pembangunan,” tutup Muhammad Alwan, Ketua Bagian Lingkungan DEM Aceh. Tentang Laporan Ini Rilis ini disusun berdasarkan kajian ilmiah dari berbagai sumber terpercaya, termasuk MDPI Journal, Nature Communications, World Bank Reports, ResearchGate, serta laporan media internasional seperti Houston Chronicle dan AP News. Temuan ini bertujuan memberikan perspektif kritis bagi pengambil kebijakan, pelaku industri energi, serta masyarakat luas untuk bersama-sama menjaga keberlanjutan ekosistem pesisir Indonesia.

Penulis: Muhammad Alwan, Ketua bidang Lingkungan Energi DEM Aceh