LINEAR.CO.ID | SUBULUSSALAM – Warga di Kampong Penuntungan, Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam, akan melaporkan persoalan PT Laot Bango ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) setempat, Rabu, (28/5).
Pasalnya, pekerjaan pembuatan Parit Gajah di wilayah PT Laot Bangko dinilai dapat merugikan masyarakat. Lantaran, akses mereka menuju lahan perkebunannya akan terputus total.
“Jika PT Laot Bangko tetap mengerjakan penggalian Parit Gajah, akses kami akan terputus total,” sampai Masa Maha warga Penuntungan di lokasi pekerjaan penggalian parit gajah.
Disana, warga RT 9, Dusun Sejahtera, Kampong Penuntungan ini, sempat menghentikan pekerjaan penggalian parit gajah tersebut. Menarik perhatian, manajer PT Laot Bangko langsung turun ke lokasi.
Masa Maha Cs pun menjelaskan kronologi pemberhentian pekerjaan penggalian parit gajah tersebut, sekaligus menjelaskan tampal batas kepada manajer PT Laot Bangko itu.
Menanggapi itu, manajer PT Laot Bangko Asnadi bersikukuh mengatakan penggalian parit gajah masih dalam wilayah Hak Guna Usaha (HGU) PT Laot Bangko.
“Penggalian Parit Gajah ini sudah kita tarik 4 meter ke dalam HGU, ini bukti kepedulian kami terhadap warga agar tidak mengenai lahan perkebunan bapak-bapak,” ucap Asnadi.
Terkait, tampal batas pihaknya bersedia turun kelokasi dan warga di perbolehkan untuk mendatangkan pihak BPN, dengan catatan seluruh biayanya diluar tanggung jawab PT Laot Bangko.
“Mengenai tampal batas, bapak-bapak boleh menurunkan BPN ke lokasi dan kami akan siap turun ke lapangan dengan catatan biaya tidak di tanggung oleh PT Laot Bango,” kata Asnadi.
Pun demikian, Masa Maha mengatakan jika penggalian parit gajah ini berdampak merugikan lahan masyarakat sekitar, dengan berat hati pihaknya akan kembali memblokade jalan yang terletak di RT 9, karena jalan itu merupakan jalan warga yang di lalui oleh PT Laot Bango selama ini. (*)