LINEAR.CO.ID | ACEH BARAT DAYA – Warga Desa Kepala Bandar Kecamatan Susoh, kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) melakukan aksi demo di gedung DPRK Abdya menuntut Keuchik dan sekretaris desa setempat untuk mundur dari jabatannya, Senin (21/4/2025).
Warga melayangkan mosi tidak percaya terhadap Keuchik, Salman Amd Pel dan Sekretaris Desa (Sekdes), Fajri dengan dasar sejumlah tuntutan yang dianggap tidak memihak kepada masyarakat.
Dalam aksi demo tersebut, massa pertama bergerak Kantor Camat Susoh dan disambut langsung oleh Camat Susoh T Nasrul serta unsur Muspika.
Warga juga mengusung spanduk dan beberapa karton bertuliskan tuntutan, massa kemudian bergerak ke gedung DPRK Abdya. Di gedung DPRK Abdya, massa disambut Ketua DPRK Abdya Roni Guswandi dan beberapa anggota dewan serta turut hadir Asisten Pemerintahan Setdakab, Mussawir.
Dalam pertemuan itu, semua aspirasi masyarakat ditampung oleh wakil rakyat dan meminta masyarakat untuk tetap menjaga kondisi dalam desa agar tetap aman damai.
Koordinator aksi, Saiful dalam kesempatan itu menyebutkan beberapa poin yang manjadi dasar bagi mereka untuk menuntut keuchik dan Sekdes dicopot dari jabatan.
Dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh Keuchik dan Sekdes Kepala Bandar diantaranya adanya beberapa pelanggaran yang dinilai merugikan masyarakat, sikap arogan yang dipertontonkan keuchik selama memimpin dan tindakan semena-mena termasuk dalam mengambil keputusan memecat anggota Tagana desa.
Kemudian Keuchik diduga tidak profesional dalam mengelola isu di desa dengan bertindak diluar kewenangan dengan melakukan intimidasi kepada masyarakat.
Tidak adanya keterbukaan penggunaan anggaran dana desa dan hanya melibatkan keluarga dan pihak tertentu dalam pengelolaan anggaran dan tidak melibatkan seluruh anggota Tuha Peut dan Tuha Lapan.
Tidak dipenuhinya keinginan masyarakat untuk mengadakan rapat umum pertanggungjawab anggaran selama menjabat sebagai Kheucik. Struktur kepengurusan aparatur desa didominsi oleh keluarga keuchik. Tidak menanggapi permintaan pemuda untuk melakukan peremajaan kepengurusan kepemudaan.
Tebang pilih dalam menentukan penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan lebih mengutamakan keluarga.
“Kami menginginkan mosi yang kami layangkan ini bisa segera ditindaklanjuti dan keuchik juga Sekdes dapat diberhentikan sesuai dengan keinginan masyarakat,” ujarnya yang diikuti teriakan massa.
Sementara itu, Keuchik Kepala Bandar, Salman Amd Pel didampingi Sekdes Fajri mengaku tidak mengetahui secara detail apa-apa saja yang menjadi tuntutan sebagian warganya hingga memutuskan membuat aksi demo dan melayangkan mosi tidak percaya itu.
Jika selama ini dalam menjalankan roda pemerintahan desa dianggap tidak transparan, dia membatah hal dimaksud. Menurutnya, setiap pelaksanaan kegiatan desa terutama yang menyangkut dengan pengelolaan dana desa selama terbuka dan dibahas dalam rapat dengan melibatkan semua unsur.
“Aksi demo tersebut merupakan hak warga dan merupakan hal yang wajar. Mengenai anggaran yang tidak transparan, pemerintahan desa telah melakukan rapat pertanggunggjawaban dihadari aparatur termasuk Tuha Peut dan Tuha Lapan.
Saya belum mengetahui secara pasti apa-apa saja tuntutan dari mereka. Sejauh ini tidak ada temuan dan telah diaudit oleh inspektorat dan mengikuti semua aturan yang berlaku. Semuanya ada bukti dan bisa dipertanggungjawabkan,” singkatnya.
” Seharusnya warga menanyakan langsung, dan apa yang disangka kan oleh masyarakat itu semua tidak benar.
Dalam aksi itu juga mendapat pengawalan ketat oleh pihak keposian.(*)