Abdya
Beranda | Pencurian TBS Sawit Juga Marak di Abdya

Pencurian TBS Sawit Juga Marak di Abdya

Foto : TBS petani di kecamatan Babahrot. Jum'at 24-01-2025.

LINEAR.CO.ID | ACEH BARAT DAYA – Aksi pencurian tanda buah segar (TBS) sawit belakangan ini juga marak terjadi di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) khususnya di kawasan areal perkebunan sawit.

Edi Safawi salah seorang petani sawit di Kecamatan Babahrot Jumat (24-01-2025) mengatakan, maraknya aksi pencurian TBS sawit di sejumlah lokasi dalam Kecamatan Babahrot membuat petani merugi hingga puluhan Juta rupiah. Seperti baru-baru ini yang terjadi di kawasan Lhok Gayo Kecamatan Babahrot. Didampingi rekannya Ibnu Sabil, dia mengaku telah berulang kali menjadi korban aksi pencurian TBS sawit.

“Saya dan Ibnu Sabil memiliki kebun di daerah tersebut dan pernah menjadi korban. Pencurian kelapa sawit sudah berulang kali terjadi dalam kurun waktu dua tahun belakang ini. Para pelaku diduga menggunakan kendaraan untuk mengangkut hasil curian,” sebutnya.

Dia menduga, aksi pencurian sawit ini dipicu oleh harga kelapa sawit yang terus meningkat di pasar internasional. Akibatnya, banyak orang nekat melakukan tindakan kriminal demi keuntungan cepat. Selaku petani dia berharap adanya pengawasan lebih ketat di perkebunan, seperti patroli petugas keamanan dan pemasangan CCTV dengan system alarm.

Sosialisasi intensif kepada masyarakat sekitar dan kontrol para penampung serta memproses pelaku pencurian yang tertangkap agar diproses sesuai hukum agar memberi efek jera. Pemerintah daerah juga didesak untuk mengambil langkah tegas dalam menekan kejahatan ini. Maraknya pencurian kelapa sawit tidak hanya merugikan secara ekonomi, tetapi juga memicu konflik sosial di tengah masyarakat seperti tindakan kekerasan. Langkah preventif dan penegakan hukum menjadi kunci untuk mengatasi masalah ini.

Jamaluddin Idham Anggota DPR-RI Fraksi PDIP Serahkan Bus Operasionaluntuk Abuya Syehk H. Amran Waly Al-Khalidi

“Kami berharap, aksi pencurian TBS sawit dapat diredam dan tidak secara terus-menerus merugikan petani,” harapnya.(*)