LINEAR.CO.ID|ACEH BARAT – Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Teuku Umar (DPM UTU) angkat bicara terkait insiden Presiden Mahasiswa (Presma) UTU yang merasa dipermalukan setelah menerima bantuan dana dari Bank Aceh sebanyak Rp 100.000 yang akan digunakan untuk kegiatan mahasiswa, Jum’at 20 Desember 2024.
Ketua DPM UTU Dede Rahmat, mengatakan kasus ini menjadi sorotan luas setelah Presma mengembalikan dana sumbangan tersebut dua kali lipat, sebagai bentuk protes terhadap perlakuan yang dinilai tidak pantas.
“Kami sangat prihatin dengan kejadian ini. Apa yang dialami Presma adalah bentuk pelecehan terhadap institusi mahasiswa, kami sebagai perwakilan mahasiswa, kami mendesak pihak kampus untuk mengevaluasi ulang terkait kerjasama Bank Aceh, jika perlu menghentikan kerja sama dengan Bank Aceh,” ujar Dede Rahmat.
Menurut Dede Rahmat, sebagai salah satu institusi pendidikan tinggi di Aceh Barat, Universitas Teuku Umar (UTU) selama ini telah memberikan kontribusi nyata dalam kerjasama dengan Bank Aceh.
“Dukungan tersebut meliputi pengelolaan UKT kampus dan sebagainya. Namun, kejadian yang terjadi baru-baru ini dinilai merendahkan organisasi mahasiswa,”ungkap Dede Rahmat .
Selain itu, insiden ini tidak hanya melukai harga diri mahasiswa tetapi juga mencederai hubungan baik yang seharusnya dibangun atas dasar saling menghormati antara kampus dan mitra kerja samanya.
“Mereka menilai, jika Bank Aceh tidak mampu menunjukkan sikap profesional dan menghormati mahasiswa sebagai bagian penting dari institusi pendidikan, maka kerja sama tersebut tidak layak untuk dilanjutkan,”tutup dede.