Abdya

Di Abdya, Harga Beras Premium Capai Rp 210 Ribu Per Sak

325
×

Di Abdya, Harga Beras Premium Capai Rp 210 Ribu Per Sak

Sebarkan artikel ini

LINEAR.CO.ID | ACEH BARAT DAYA – Harga beras premium di Pasar Blangpidie Aceh Barat Daya (Abdya) terus merangkak naik. Bahkan, saat ini harga jualnya sudah mencapai Rp 210 ribu per sak. Sebelumnya harga beras premium bekisar Rp 185.

Salah seorang distributor resmi di Pasar Blangpidie, Khalis mengatakan, naiknya harga salah satu kebutuhan pokok itu menyusul masih tingginya nilai jual Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani.

“Rata-rata harga beras naik, mulai kualitas medium hingga kualitas premium, kecuali beras subsidi,” tuturnya , Selasa (28-11-2023).

Khalis menyebutkan, enam bulan yang lalu harga beras sempat turun, namun pasca panen padi raya di Abdya harga kembali melambung tinggi.

Baca Juga :  BREAKING NEWS - Kantor Dinas Perhubungan Abdya Terbakar

“Sebelumnya harga beras premium Rp 185 per sak isi 15 kg, kini mencapai Rp210 ribu, kemudian harga beras medium 149 ribu per sak isi 15 kg, kini Rp 200 ribu, sementara beras subsidi Rp 57.500 per sak isi 5 kg,” ujarnya.

Dia mengaku, daya beli beras dari masyarakat saat ini cukup stagnan lantaran adanya beras bantuan dari pemerintah terhadap masyarakat.

“Tentu sangat bagus adanya beras bantuan untuk masyarakat dari pemerintah, tetapi meski demikian, tidak terlalu berpengaruh pada kita selaku distributor,” tuturnya.

Baca Juga :  BPBK Abdya Sebut 4 Ruang di Kantor Dinas Perhubungan Abdya Hangus Terbakar

Untuk saat ini harga jual GKP di tingkat petani mencapai Rp 6.500 per kilogram. “GKP ini hanya berpengaruh pada beras lokal Medium, tidak pada harga beras premium,” ungkapnya.

Ani salah seorang ibu rumah tangga mengaku, dirinya saat ini tidak sanggup harus membeli beras per sak seperti biasanya.

“Alhamdulillah kalau sebelumnya masih terjangkau tapi saat ini harganya sangat mahal bagi saya,” tuturnya. Karena kondisi harga itu, Ani terpaksa harus membeli beras per bambu sesuai pendapatan keluarganya.

“Tidak sanggup beli satu sak, terpaksa harus irit dengan per bambu aja, karena harga mahal,” tuturnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *