SubulussalamUncategorized

Khatib Jumat Masjid Agung Subulussalam Mendoakan Palestina

1280
×

Khatib Jumat Masjid Agung Subulussalam Mendoakan Palestina

Sebarkan artikel ini

LINEAR.CO.ID | SUBULUSSALAM – Khatib sholat Jumat di Masjid Agung, Kota Subulussalam, dalam pembacaan di mimbar Khatib serukan dukung dan bela sekaligus mengirim doa kepada warga negara Palestina.

Pelaksanaan sholat Jumat di Masjid Agung, yang merupakan Icon Kota setempat ini, di hadiri Ratusan Jamaah Jumat. Disitu, Ustad Adnan Abdullah sebagai Khatib, sedangkan ustad Syamsul Fajri yang selaku Imam Shalat Jumat, Jumat, (13/10/23).

Dikutib pada saat pembacaan Khatib di mimbar Sholat Jumat,  Sebagaimana yang terdengar dan di saksikan bersama tentang negara Palestina, baik di Media Sosial (Medsos), Sosial Media (Sosmed) maupun di layar kaca televisi, sungguh membuat hati kian pilu.

Penyerangan kian bertubi-tubi dari militer Israel ke bumi Palestina sampai detik ini belum berakhir. Penyerangan tanpa memperhatikan sisi kemanusiaan terus menyasar ke warga sipil Palestina. Ratusan orang meninggal dunia, terutama wanita dan anak-anak.

Ribuan warga terluka. Nyawa manusia seperti tidak ada harganya sama sekali. Konflik peperangan antara Palestina dan Israel bukanlah yang pertama kali ini terjadi. Konflik ini sudah berlangsung selama puluhan tahun.

Konflik ini bermula ketika warga Israel berusaha merebut dan merampas tanah Palestina. Sejengkal demi sejengkal tanah warga petani Palestina diambil paksa. Kemudian dengan dukungan Inggris, Zionis berani mendeklarasikan diri sebagai sebuah negara bernama Israel.

Sejak saat itu, kekejaman Zionis Israel semakin menjadi-jadi. Tanah dan hasil bumi rakyat Palestina dirampas, rakyat dibantai dan diusir dari tanah kelahirannya.

Aksi kekejaman Israel semakin sulit dihindari, karena Inggris dan Zionis Israel bahu-membahu memadamkan aksi perlawanan Palestina dengan beragam cara yang kejam. Ribuan nyawa rakyat tak berdosa pun akhirnya melayang.

Tercatat sejak tahun 1948 hingga 1972, ada satu juta hektar tanah milik rakyat Palestina yang berhasil dirampas. Kondisi buruk ini terus meningkat setiap tahunnya sampai sekarang ini. Israel tak henti-henti memperluas wilayah tanah jajahan mereka.

Di antara puncak dari penderitaan rakyat Palestina terjadi pada tahun 1976, yang kemudian mencapai puncaknya pada hari Sabtu, 30 Maret 1976.

Perlu diketahui, sejak pertama kali penjajahan terjadi di bumi Palestina, rakyat tidak pernah gentar. Mereka mengorbankan segalanya untuk mempertahankan tanah suci warisan umat Islam itu. Rakyat Palestina lebih memilih berhadapan dengan penjajah yang bersenjata lengkap daripada hidup di bawah penjajahan.

Harta hingga jiwa mereka korbankan demi mendapatkan kemerdekaan. Di awal Oktober 2023, konflik kembali terjadi antara Palestina dengan Israel.

Mengutip berita dari kabar berita CNN Indonesia, terhitung sudah lima hari sejak perang Israel dan militan Palestina Hamas, jumlah korban tewas mencapai total 2.100 orang dan luka-luka terus bertambah.

Dari total tersebut, korban tewas dari sisi Israel adalah 1.200 orang, sementara di sisi Palestina ada 900 orang yang meninggal dunia, termasuk ratusan anak-anak.

Baca Juga :  Jual Beli Tanah Wakaf, Begini Perspektif Regulasi Nasional ala Praktisi Hukum

Fasilitas umum dan rumah tinggal hancur, pasokan air dan listrik. Kehidupan mereka selalu mencekam, tidak tenang dan nyaman. Ibadah pun terasa sulit karena nyawa selalu menjadi taruhannya.

Diprediksi korban akan terus bertambah mengingat sampai detik ini belum ada tanda-tanda perang akan berhenti. Melalui mimbar Jum’at yang mulia ini, khatib akan menyampaikan beberapa alasan mengapa kita harus peduli Palestina dan Masjid Al-Aqsha.

Pertama, sesama orang beriman diibaratkan satu tubuh. Begitu pentingnya rasa persaudaraan sesama kaum muslimin, baginda Rasulllah menggambarkan umat Islam bagaikan satu tubuh.

Jika ada satu saja anggota tubuh yang sakit, yang lain ikut merasakan sakit. Hadits ini diriwayatkan oleh Nu’man bin Basyir yang berbunyi.

“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berkasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam. (HR. Muslim),” di sampaikan, Ustad Adnan Abdullah.

Hadits ini, menggambarkan bahwa jika ada anggota tubuh yang sakit, seperti tangan dan kaki keseleo terjatuh dan terluka, anggota badan yang lain juga akan merasakan sakit dan demam.

Aktifitas sehari-hari terganggu karena kondisi badan tidak fit. Makan tidak enak, Tidur pun tidak akan nyenyak. Kondisi semacam ini seharusnya menjadi perhatian kita bersama ketika mendengar berita yang menimpa umat Islam di Palestina.

“Bagaimana kita mau istirahat dengan tenang, sementara di belahan bumi Palestina saudara kita kelaparan, kehilangan nyawa, kehilangan tempat tinggal dan keluarga. Dengan istilah lain, duka yang dialami Palestina, menjadi duka bagi kita semua,” ujar, Ustad Adnan Abdullah.

Lanjut, Ustad Adnan Abdullah, Hadirin rahimakumullah. Kedua, Masjid Al Aqsha menjadi transit Rasulullah ketika Isra’ Mikraj dan pernah menjadi kiblat Umat Islam.

“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui,” terang, Ustad Abdullah, menyampaikan firman Allah SW, dalam Surat Al-Isra ayat 1.

Ayat ini selalu dibaca berulang kali saat peringatan hari Besar Islam Isra’ Mikraj Nabi Muhammad saw. Disaat peringatan Isra’ Mikraj, kita diingatkan tentang peristiwa diperjalankannya hamba mulia Rasulullah saw dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha.

Sebelum Rasulullah saw melaksanakan Mi’raj (naik ke langit), beliau transit dan melaksanakan shalat sunnat di masjid Al-Aqsha bersama para Nabi lainnya. Berikutnya, masjid Al-Aqsha juga pernah menjadi kiblat pertama umat Islam sebelum akhirnya datang perintah Allah kepada Rasulullah saw untuk menghadap kiblat ke Baitullah (ka’bah) di Makkah.

Selain itu, tercatat dalam sejarah, Palestina adalah negeri para nabi dan rasul. Banyak sekali para nabi dan rasul yang pernah tinggal dan berdakwah menyebarkan Islam di sana.

Baca Juga :  Kontroversi Lahan Wakaf di Suak Jampak, APH Diminta Turun

Di antaranya adalah Nabi Ibrahim, Nabi Ya’qub, Nabi Yusuf, Nabi Luth, Nabi Dawud, Nabi Sulaiman, Nabi Zakariyya, Nabi Yahya, Nabi ‘Isa dan nabi-nabi yang diutus oleh Allah untuk Bani Israil yang jumlahnya sangat banyak.

Artinya, peristiwa ini harus menjadi titik perhatian seluruh kaum muslimin diseluruh penjuru  dunia.

Kemudian, Negara Palestina berjasa besar kepada Negara Indonesia. Ketika Ir. Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945, saat itu dunia Internasional belum mengakuinya.

Untuk menggalang dukungan dari negara lain, maka salah satu tokoh Nasional Haji Agus Salim pergi ke Negara-negara di Timur Tengah. Dan tahukah kaum muslimin semuanya, Negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan RI adalah Palestina.

“Ya Palestina! Bukan negara-negara barat. Dukungan Palestina ini diwakili oleh mufti besar Palestina, Syekh Muhammad
Amin Al-Husaini yang secara terbuka mendukung kemerdekaan Indonesia pada 6 September 1944,” imbuh, Ustad Adnan.

Tidak hanya sampai disitu, beliau juga mendesak agar Negara-negara Timur Tengah mengakui kemerdekaan Indonesia hingga pada akhirnya usaha tersebut berhasil meyakinkan Mesir dan kemudian diikuti oleh Suriah, Irak, Lebanon, Yaman, Arab Saudi dan Afghanistan.

Masih dengan Khatib, Hadirin rahimakumullah, Demikianlah bagaimana Masjidil Aqsha dan Palestina harus menjadi perhatian kita bersama. Melalui mimbar shalat Jum’at ini, khatib juga kembali mengajak para hadirin semua untuk membantu dan menunjukkan rasa simpati untuk saudara kita di Palestina dengan cara sebagai berikut:

Memberikan bantuan do’a terbaik. Doa adalah bantuan terbesar dan termudah yang dapat kita lakukan. Jangan sampai kita termasuk orang yang kikir, hanya karena tidak mau mendoakan kemenangan bagi mereka.

“Sekali lagi berikan do’a terbaik di setiap tempat dan waktu mustajab, salah satunya melalui shalat lima waktu, shalat tahajjud dan shalat Jum’at,” kata, Ustad Adnan.

Memberikan donasi terbaik. Setelah memanjatkan do’a, kita diupayakan untuk bisa membantu saudara kita di Palestina dengan cara memberikan donasi terbaiknya. Donasi dapat dilakukan melalui lembaga kemanusiaan yang terpercaya.

“Yakinlah setiap rupiah yang kita berikan secara kolektif, akan memberikan kontribusi nyata bagi perjuangan saudara kita di Palestina. Insya Allah ketika di akhirat nanti, Allah ta’ala menanyakan bagaimana simpati kita kepada saudara Muslim di Palestina, sebagian harta dan anggota badan kita akan menjadi saksi tentang kepedulian kepada Palestina,” seru, Ustad Adnan.

Usai menyampaikan khutbah Jum’at, Ustad Adnan juga membacakan Doa kepada seluruh rakyat Palestina.

“Mudah-mudahan konflik yang menimpa sudara kita di Palestina segera berakhir. Kekerasan apa pun bentuknya, harus segera diakhiri. Kita berharap dan berdo’a, semoga masjidil Aqsha sebagai masjid umat Islam di dunia bisa kembali lagi ke pangkuan umat Islam dan kaum muslimin di Palestina dapat beribadah dan bekerja dengan nyaman. Aamiin,” pungkas, Ustad Adnan. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *