Subulussalam

Sepanjang 2024, Kota Subulussalam Kehilangan Tutupan Hutan Seluas 1.040 Ha

1732
×

Sepanjang 2024, Kota Subulussalam Kehilangan Tutupan Hutan Seluas 1.040 Ha

Sebarkan artikel ini

LINEAR.CO.ID | SUBULUSSALAM – Yayasan Hutan Alam dan Lingkungan Aceh (HAkA) merelease hasil pantauannya terkait kondisi hutan di Provinsi Aceh sejak Tahun 2015 menggunakan citra satelit hingga hari ini, Kota Subulussalam kehilangan seluas 1.040 Hektare.

Pemantauan tersebut, dilakukan menggunakan metode penginderaan jauh dengan interpretasi visual manual itra satelit yaitu Landsat 8, Sentinel 2 dan Planet Scope serta dibantu dengan data peringatan dini kehilangan pohon (Glad Alert) dari Global Forest Watch (GFW).

Pemantauan itu, menghasilkan informasi kehilangan tutupan hutan di Aceh. Hasil temuan terutama di Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) diverifikasi di lapangan, memanfaatkan drones dan menggunakan citra satelit resolusi tinggi, Planetscope dan Google Earth.

Berdasarkan hasil pemantauan terbaru yang dilakukan oleh Yayasan HAkA, telah
terjadi kehilangan tutupan hutan sebesar 10.610 Ha di Provinsi Aceh sepanjang tahun 2024.

Angka kehilangan tutupan hutan tersebut mengalami kenaikan sebesar 19%
atau 1.705 Ha dibandingkan dengan yang terjadi pada tahun 2023.

Baca Juga :  Tokoh Masyarakat Subulussalam Minta Wako Mutasi Sekda

Tren laju kehilangan tutupan hutan di Provinsi Aceh terus mengalami penurunan hingga setiap tahunnya. Pada tahun 2024 ini tutupan hutan di Aceh tersisa 2.936.525 Ha.

Disampaikan Lukmanul Hakim, Manager GlIS Yayasan HAkA menyebutkan Aceh Selatan masih menjadi kabupaten penyumbang kehilangan tutupan hutan terbesar selama 3 tahun terakhir.

“Kami memperkirakan Aceh Selatan telah kehilangan tutupan hutan seluas
1.357 Ha sepanjang tahun 2024” sebutnya, Selasa, (25/2).

Sedangkan Aceh Timur menjadi penyumbang kehilangan tutupan hutan terbesar kedua dengan luas 1.096 Ha, kemudian disusul oleh kabupaten Kota Subulussalam dengan luas kehilangan tutupan hutan sebesar 1.040 Ha.

Disamping itu, lanjutnya. Kita perlu antisipasi akibat dari kenaikan deforestasi yang meningkat pada tahun ini.

Peningkatan kehilangan tutupan hutan di Aceh, khususnya di KEL dan TNGL, menunjukkan tekanan serius terhadap kawasan konservasi dan ekosistem yang memiliki nilai ekologis tinggi.

Baca Juga :  Terkait FPR PT SPT, Hasbullah Heran dan Sarankan Wako Evaluasi SKPK di Subulussalam

Perlunya langkah-langkah mitigasi dan
penegakan hukum yang lebih ketat untuk melindungi kawasan hutan, terutama di
Suaka Margasatwa Rawa Singkil dan TNGL yang merupakan kawasan dengan fungsi ekologis penting.

Pada periode tahun 2024 ini kehilangan tutupan hutan di KEL meningkat sebesar
17.41% atau 845 Ha dibandingkan periode tahun sebelumnya.

Berdasarkan hasil pemantauan pihaknya, kehilangan hutan di Suaka Margasatwa (SM) Rawa Singkil masih terus terjadi.

Secara akumulatif, dari tahun 2020 – 2024, SM Rawa Singkil telah kehilangan hutan seluas 2.181 Ha. Hal tersebut sangat disayangkannya mengingat KEL merupakan tempat terakhir di dunia dimana Orangutan Sumatera, Badak Sumatera, Gajah Sumatera dan Harimau Sumatera hidup berdampingan di alam liar.

Data ini disampaikan pada acara launching Buku dan Talkshow. Dua Dekade
Deforestasi Aceh. Dari Hilangnya Hutan Hingga Menurunnya Kesejahteraan di Aula
BPS Provinsi Aceh. (*)