LINEAR.CO.ID||ACEH BARAT- Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar (BEM FE UTU) menggelar workshop Hak dan Kewajiban Mahasiswa dengan tema “Menilik Identitas Mahasiswa di Era Kampus Merdeka, 24 Oktober 2024.
kegiatan tersebut digelar di Aula Cut Mutia Universitas Teuku Umar pada selasa, 22 Oktober 2024, dengan tujuan memberikan pemahaman lebih mendalam tentang bagaimana mahasiswa bisa menjaga dan mengembangkan identitas diri di tengah kebijakan dan dinamika baru dalam perguruan tinggi sehingga mahasiswa mampu mengatasi krisis identitas yang sering muncul di tengah perubahan dinamika perguruan tinggi.
Adapun Workshop ini dihadiri oleh 150 lebih mahasiswa dan menghadirkan narasumber dari kalangan akademisi dan praktisi Bapak Teuku Irvani, S.T yang mengulas tentang pentingnya keseimbangan antara kebebasan belajar dan tetap mempertahankan jati diri sebagai mahasiswa.
Salah satu topik utama yang dibahas adalah bagaimana mahasiswa dapat beradaptasi dengan berbagai pilihan belajar, kurikulum yang lebih fleksibel, dan kesempatan magang tanpa kehilangan esensi peran mereka sebagai agen perubahan di masyarakat.
Selain itu pemateri juga membahas berbagai aspek identitas, termasuk pengaruh digitalisasi, budaya, dan nilai-nilai di lingkungan kampus.
Ketua BEM Fakultas Ekonomi, Sahirman, mengatakan bahwa workshop ini sangat relevan dengan kondisi saat ini, mengingat banyaknya mahasiswa yang merasa kebingungan dengan identitas mereka di tengah kebijakan Kampus Merdeka yang memberi ruang luas untuk eksplorasi.
Bahkan ia menyebut hampir 80% mahasiswa diseluruh kampus Indonesia mengalami krisis identitas, selain itu ia juga menekankan bahwa peran mahasiswa itu tidak hanya sebatas akademik tapi lebih dari itu.
“Melihat kondisi mahasiswa saat ini dimana hampir 80% mahasiswa diseluruh kampus Indonesia mengalami krisis identitas, maka hari ini kami hadirkan workshop ini sebagai sebuah solusi di tengah-tengah mahasiswa untuk mengatasi permasalahan tersebut,”ujar Sahirman.
Menurut Sahirman, peran mahasiswa tidak hanya sebatas nilai akademik, tapi lebih dari itu. Sebagai agent of change mahasiswa punya peran besar bagi masyarakat dan masyarakat menaruh harapan besar terhadap mahasiswa, salah satunya dimasa reformasi 98. Rugi jika IPK nya 4, rugi jika IPK nya 3,9 tetapi mahasiswa masih apatis terhadap lingkungan sekitar, mahasiswa apatis terhadap ketidakadilan yang terjadi disekelilingnya.
“Dulu, masyarakat menaruh harapan besar pada mahasiswa karna perannya nyata, hari ini malah sebagian masyarakat menjuluki “mahasiswa” dengan istilah “mahasewa”, kenapa? Karna mahasiswa hari ini tidak dapat menunjukkan jati dirinya, tidak dapat mengenal siapa identitasnya, mahasiswa hari ini hanya mau bersuara bila ditunggangi secara bayaran oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab,”unkap Sahirman.
Kemudian Sahirman menyebutkan bahwa ini PR yang besar bagi mahasiswa, kebiasaan yang seperti itu, mindset yang seperti itu harus kita ubah, dimulai dari dari sekarang untuk generasi selanjutnya.
“Harapan kami, dengan adanya workshop ini, mahasiswa dapat berdialektika dengan pemateri sehingga dapat lebih memahami peran dan identitas mereka, mampu menemukan kembali jati dirinya serta mampu memanfaatkan kebijakan Kampus Merdeka untuk pengembangan diri yang lebih optimal, dapat mendalami dan menemukan jati diri mereka sebagai mahasiswa yang kritis dan kreatif.” tutup Sahirman.