Google
Daerah

Kisah Pilu Nek di Juraini, Hidup Sebatang Kara di Ujung Usia

142
×

Kisah Pilu Nek di Juraini, Hidup Sebatang Kara di Ujung Usia

Sebarkan artikel ini
Kisah Pilu
Kisah Pilu Nek di Juraini, Hidup Sebatang Kara di Ujung Usia

LINEAR.CO.ID | ACEH BARAT DAYA –  Hidup bahagia bersama keluarga tercinta di ujung usia tentu diidamkan semua manusia. Namun kisah pilu bagi Nenek Juraini, keinginan itu harus dikubur dalam-dalam. Kamis (15/9)

Bagaimana tidak, di usianya yang ke 60 tahun, warga Desa Padang Baru kecamatan Susoh kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) Harus hidup sebatang kara tanpa kehangatan keluarga yang menemani.

Bahkan yang paling memprihatinkan, rumah yang ditinggalinya itu bergantung dari masyarakat setempat.

Selain hidup seorang diri Juraini yang akrab dengan sapaan Mak Juraini ini hanya bergantung dari belas kasihan tetangga dan warga sekitar.

Faktor usia membuat Juraini tidak mampu lagi bekerja untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

“Kita prihatin dengan kondisi Mak Juraini yang hidup sebatang kara, sehingga kami coba fasilitasi tempat tinggal dengan menyewakan kios kecil ini untuk tempat tinggalnya,” ujar Yusmanidar salah satu warga gampong Padang Baru”.

Juraini menceritakan perjalanan hidupnya. Ia menuturkan bahwa sebetulnyai ia berasal dari gampong Pawoh kecamatan Susoh.

Pada tahun 1966 ia merantau ke Jakarta dan menikah disana.
“Suami saya dulu kerja sebagai kondektur di perhubungan, setelah meninggal karena kelenjar getah bening, pihak perhubungan memfasilitasi saya pulang ke Tapaktuan (Aceh Selatan) tempat adik saya,” tuturnya.

Namun setelah adiknya meninggal dunia, Juraini memutuskan untuk pulang ke kampung asalnya di Pawoh kecamatan Susoh.

“Sesampai saya di Pawoh, saya lihat sambutan kepada saya begitu dingin, bahkan terkesan tidak dipeduli oleh sanak famili disana,” lanjut istri dari Alm Rizwan tersebut.

Kemudian, Juraini menuju ke gampong Padang Baru dan menyewa rumah dari sisa uang yang dimilikinya.

Setelah batas sewa rumah habis, Juraini akhirnya difasilitasi oleh salah satu warga yang simpati dan prihatin dengan kehidupannya.
Kini Juraini mengharapkan bantuan warga atau dari siapa saja yang merasa terketuk hatinya untuk membantu.

“Harapan saya, ada tempat tinggal yang layak, yang penting bisa untuk beribadah, tidak mesti besar, kalau hujan tidak basah, dan tidak kedinginan karena angin malam ” harap Juraini sedih.

Sementara itu, Keuchik gampong Padang Baru, Selamat M Din menjelaskan bahwa pemerintah gampong sudah berupaya membantu Juraini.

“Kita sudah mencoba membantu semampu kita, seperti membantu pembuatan KK dan KTP yang bersangkutan, kemudian beliau juga sudah kita masukan sebagai salah satu penerima BLT dana desa. Kita juga sudah melapor ke Dinas Sosial”.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *