LINEAR.CO.ID | ACEH BARAT DAYA – Petani pinang di kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya)w kini mulai tersenyum, menyusul harga biji pinang kering terus merangkak naik dalam tiga pekan terakhir.
Bahkan, akhir pekan kemarin, naik lagi mencapai 30 persen. Yaitu, dari harga Rp 10.000/kg naik menjadi Rp 13.000/kg.
Meskipun pasaran pinang terus membaik, namun membuat para pedagang dan agen pengumpul sulit untuk memperoleh bahan baku. Akibat banyak pohon pinang yang telah ditebang, kemudian digantikan dengan sawit.
“Saya sangat bersyukur harga pinang terus mengalami kenaikan awal tahun ini. Untung saya masih mempertahankan beberapa pohon pinang disekeliling kebun sawit saya,” ujar Nasir seorang petani di Kuala Batee, Aceh Barat Daya, sambil tersenyum.
Bahri salah seorang agen pengumpul di Aceh Barat Daya (Abdya) Selasa (21/01/2025) mengakui, kalau harga pinang akhir-akhir ini terus mengalami kenaikan. Dalam dua pekan terakhir harga pinang mengalami kenaikan mencapai Rp 6.000/kg.
Yaitu, pada pekan kedua bulan Januari 2025 harga pinang sempat naik dari Rp 7.000/kg menjadi Rp 10.000/kg. Kemudian, Minggu (19/01/2025) atau akhir pekan ketiga Januari naik lagi sebesar Rp 3.000/kg, yaitu dari harga Rp 10.000/kg naik menjadi Rp 13.000/kg.
“Saya memperkirakan harga pinang ini akan terus terjadi kenaikan. Perkiraan saya harga pinang diawal bulan Februari 2025 akan tembus pada kisaran Rp 15.000/kg hingga Rp 20.000/kg. Analisis ini melihat permintaan pinang dipasaran semakin membaik,” ujar Bahari.
Meskipun harga pinang terus membaik, pihaknya tetap kesulitan untuk memperoleh bahan baku.
“Saya sudah keliling kampung untuk mengumpulkan pinang, setiap harinya hanya mampu memperoleh 50 kilogram. Kalau lima tahun saat harga pinang membaik, kita mampu mengumpulkan 200 hingga 3000 kilogram biji pinang setiap hari,” ungkap Bahari.
Penyebab produksi pinang mengalami penurunan drastis di Aceh Barat Daya dan Aceh Selatan belakangan ini, lanjutnya, karena banyak pohon pinang yang sudah ditebang petani disaat harga anjlok pada titik terendah lima tahun lalu dikisaran Rp 2.000/kg. “Kebun pinang sudah banyak diganti dengan kebun sawit,”.(*)